14. Nightmare

17.7K 2K 141
                                    

Play| Cellin Dion-My heart will go on (Valentino Alessandrini-violin cover) 

———————————

🍂

Angin berembus menerpa setiap helai rambut Zetta yang terurai di malam yang mulai larut. Gadis itu berdiri di balkon kamarnya menyaksikan gelapnya langit bertabur bintang dengan teleskop kesayangannya. Langit yang menggelap dengan gemerlap bintang-bintang kecil seolah bercerita indahnya dunia di atas sana yang mungkin sedang menertawakan makhluk bumi yang penuh drama dengan segala overthinkingnya.

Zetta pun tertawa membayangkannya. Dia hanya gadis biasa yang ingin bersenang-senang menghabiskan masa mudanya. Ingin hidup sempurna di tengah keluarga yang bahagia, sahabat-sahabat yang baik, pencapaian cita-citanya dan cinta seorang pria. Tapi, Zetta menyadari satu hal. Dunia tidak berpusat padanya. Tidak ada hidup sempurna seperti yang dia bayangkan.

Di tengah asiknya mengagumi mahakarya Tuhan itu tiba-tiba angin hangat berembus kecil di belakang telinganya. Spontan Zetta pun memutar kepala dan ia mendapati sesosok laki-laki tampan, tinggi dan gagah memakai jas hitam berdiri di belakangnya.

"You startled me!" gerutu Zetta dengan manja. Laki-laki itu pun terkekeh pelan lantas mengusap surai panjang Zetta dengan lembut. "Maaf, Nona Kamu mudah sekali terkejut," jawab laki-laki itu.

Bibir Zetta memang terlihat mengerucut sebal, tapi dari pancaran matanya menunjukkan kalau dia sedang tersenyum dalam hati. Gadis itu bahkan melupan teleskopnya dan mengalihkan seluruh perhatiannya pada laki-laki itu. "Lo kemana aja sih, Black Angel? Kenapa sekarang jadi jarang banget nemuin gue? Jangan-jangan lo punya pacar ya?" tanya Zetta dengan penuh selidik.

Black Angel langsung merogoh saku dalam jasnya dan memberikan setangkai mawar merah untuk Zetta. "Aku minta maaf karena sibuk akhir-akhir ini. Tapi, percayalah tak sedetik pun aku melewatkan kabar tentangmu." Zetta tahu cara yang dilakukan Black Angel untuk merayunya itu sangat klise. Tapi, entah mengapa Zetta menyukainya.

Dia menerima mawar itu dengan senyum manis seraya menghirup aroma mahkotanya. "Oke, gue maafin. Tapi, ada syaratnya," ucap Zetta dengan nada tak acuhnya. Laki-laki itu pun menaikkan sebelah alisnya sehingga posisi keduanya terlihat tak sejajar. "Syarat?"

"Lo bantuin gue batalin perjodohan gue!" Black Angel seketika terdiam lantas perlahan tangannya mengambil tangan Zetta. "Kamu tidak bisa membatalkan perjodohan itu selama kamu masih berada dalam gengmu," jawab Black Angel dengan berat hati.

Zetta menghela napas jenuh seraya melepaskan genggaman tangan Black Angel. Dia terlihat kecewa. "Oke, mungkin kebahagiaan gue cukup sampai malam ini. Dan gue nggak yakin di malam-malam berikutnya bisa menatap langit sebebas ini."

Melihat kesedihan Zetta tangan Black Angel terlurur menyisipkan sejumput rambut ke belakang telinga Zetta. Dia tidak bisa melihat gadis itu kecewa. "Jangan khawatir. Aku akan selalu memberikan dunia yang indah untukmu."

Zetta pun langsung membalikkan badannya untuk menatap langit. Dia enggan lebih lama menatap Black Angel. Black Angel pun tahu jika Zetta marah padanya. Laki-laki itu bisa dengan mudah menebak perubahan sikap Zetta sedikit pun. Dia lantas mengambil kepala Zetta dan menyandarkannya di bahunya. Mengusap surai gadis itu dengan penuh kelembutan.

"Seharusnya yang berhak marah malam ini adalah aku. Tapi, melihatmu kecewa rasa marah itu berubah menjadi rasa bersalah. Maafkan aku."

Zetta pun mendongak menatap wajah Black Angel. Laki-laki itu memasang wajah datar menatap langit tanpa berkedip sekikit pun. Zetta tak menyadari kesalahannya. "Kenapa marah sama gue?" tanya Zetta dengan heran.

SAVAGE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang