1. Pertandingan

65.2K 5.9K 495
                                    

Play: Linkin park-In the end
🍂
—————————————— 

Di siang hari yang panas dua geng besar dari SMA Lentera dan SMA Pelita tengah berkumpul di tengah jalanan sepi yang disulap menjadi sirkuit balap. Dari ratusan orang itu yang paling menarik perhatian adalah sesosok laki-laki tampan yang duduk di atas kap mobil sport berwarna putih. Rambut hitam belah samping dengan sebagian poni beberapa helai yang menutupi kening membuatnya terlihat berkarisma. Dia adalah ketua geng Thunder dari SMA Lentera.

"Mana leader kalian? Bilang aja kalau takut lawan gue," ujar laki-laki itu dengan segudang kesombongannya seraya melepas kacamata hitamnya.

Alfa Leon Danendra atau kerap disapa Alfa. Itulah nama sang ketua  sekaligus pendiri geng itu. Anak konglomerat dari keluarga Danendra yang konon kekayaannya tak habis tujuh turunan, delapan tanjakan sampai sembilan tikungan. Selain anak orang kaya, Alfa juga memiliki wajah lumayan tampan yang mampu mengundang jeritan kaum hawa.

Sayangnya tak ada senyuman sama sekali yang menghiasi wajah tampannya. Itulah Alfa. Laki-laki angkuh yang pelit senyuman. Kalau pun tersenyum pasti hanya seringaian remeh untuk orang-orang yang tidak dia suka. Mirip seperti penderita stroke muda.

"Sombong amat lo oppa-oppa KW!" jawab Marcel sebagai wakil ketua Falconer. Dia tertawa remeh mendengar cibiran Alfa. "Lihat aja ntar. Kalau kalah, jangan nangis!" ujarnya lagi.

"Anjing!" Alfa melayangkan tatapan tajam pada Marcel. Laki-laki itu memang sensitif setiap ada yang menghinanya. Dia pun bersiap menghajar Marcel, untung saja masih bisa ditahan oleh Excel, salah satu anggota Thunder yang berwajah dingin.

"Tenang, Fa! Ingat tujuan kita cuma buat balapan, bukan baku hantam. Kita tunggu aja leader mereka." Alfa pun menuruti kata Excel untuk kembali duduk tenang.

Falconer merupakan geng besar dari SMA Pelita. Mereka ditantang adu balap oleh Thunder karena perihal sepele. Geng Thunder mengira Marcel merebut pacar Kean yang notabene anggota mereka.

"Nah, itu dia orangnya!" Dari kejauhan terlihat mobil sport berwarna hitam melaju kencang menuju kerumunan dua geng itu. Teriakan Vano, salah satu anggota Falconer yang berwajah lugu mengundang semua pasang mata mengikuti arah pandangannya. Tak terkecuali Alfa. Laki-laki itu bahkan sampai memutar badannya kebelakang karena penasaran.

Kehadiran ketua geng Falconer itu membuat Alfa terbelalak lantaran mobil itu sama persis dengan mobilnya. Hanya warnanya saja yang berbeda.

Ciiiiiitttt!

Dengan mulus mobil sport hitam itu terparkir di sebelah mobil sport putih milik Alfa. Sorakan dari Falconer pun semakin meriah menyambut ketua mereka. Sedangkan anak-anak Thunder tetap memasang wajah garang seperti berniat makan orang.

Ketika scissor doors mobil sport hitam itu terbuka, muncul sebelah kaki yang menapak tanah terbungkus sneakers kulit gading dengan motif garis merah hijau yang diketahui harganya membuat sandal jepit menangis.

Keluarlah seorang gadis bertubuh tak terlalu tinggi, tapi juga tidak terlalu pendek untuk ukuran perempuan dengan memakai hot pants jeans dan hoodie putih. Rambutnya dicepol ke atas menyisakan anak-anak rambut yang beterbangan hingga leher berkalung hitamnya terekspos. Dan satu lagi, kacamata hitam yang bertengger manis menutupi mata cokelatnya membuat mulut anak-anak Tunder menganga lebar menyaksikan mahakarya Tuhan yang terpahat begitu indahnya.

SAVAGE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang