23. Broken Heart

13K 1.6K 114
                                    

Play|arash-Broken Angel

Hay, guys...
Apa kabar?

Yang nungguin updatenya cung dong!

Btw yang baca cerita ini umur berapa aja?

Kalau sesuai grafikknya sih paling banyak sekitar umur 15-18 tahun😂 

——————————————

🍂

Alfa dan geng inti Thunder, satu persatu memasuki kelas. Kejadian yang cukup langka mereka masuk sebelum bel berbunyi. Alfa yang baru duduk di sebelah Sere pun mengernyitkan kening melihat Sere yang senyum-senyum sendiri.

Tak heran Alfa melihat Sere yang banyak senyum. Hanya saja hari ini Alfa melihat senyuman itu senyuman tulus yang benar-benar bahagia. Bukan seperti senyum sebelum-sebelumnya yang hanya dia gunakan untuk menutupi luka.

"Kenapa lo kayaknya seneng banget?" tanya Alfa dengan manis. Laki-laki itu entah mengapa setiap berhadapan dengan Sere jauh berbeda ketika berhadapan dengan Zetta. Sangat manis dan perhatian. Sedangkan dengan Zetta? Jangan ditanya, sudah seperti anjing dan babi.

"Nggak boleh ya kalau aku seneng?" tanya Sere kembali dengan nada lembutnya yang mampu memanjakan telinga para kaum buaya. Termasuk Alfa.

Tak dipungkiri Alfa sering terhanyut dengan suara lembut Sere. Lelaki mana yang tidak luluh jika mendengar suara manis manja seperti itu. "Boleh, siapa bilang nggak boleh. Gue kan tanya alasan lo seneng, bukan ngelarang lo seneng."

Sere nyengir malu melihatkan deretan giginya yang tertata rapi. "Ayahku ternyata masih hidup, Al. Sekarang ayahku tinggal sama aku," ucap Sere bahagia seraya memegang lengan Alfa.

Raut wajah Alfa seketika berubah terkejut. Matanya membelalak sempura dan tubuhnya langsung kaku seketika. "Bercanda lo, Re?" tanya Alfa masih tak percaya.

"Ih, aku serius, Alfa. Tapi, kamu jangan bilang siapa-siapa ya?"

Tiba-tiba Alfa menarik ujung bibirnya yang sebelah hingga membentuk seringaian. "Oke." Jawaban itu membuat Sere bernapas lega. "Makasih, Alfa," ucap Sere seraya mengulas senyum manis dan melepas genggamannya pada lengan Alfa.

🍂

Di tempat lain Zetta dan gerombolannya berjalan menyusuri koridor dengan memegang Sultan— tongkat pramukanya. Kakinya sudah bisa berjalan normal. Namun, dia tetap membutuhkan Sultan untuk menjaga wibawanya. Menurutnya, ketika membawa Sultan tingkat kepercayaan dirinya meningkat berkali lipat.

Ketika memasuki kantin, pandangan Zetta tertuju pada Gwen yang asik berselfi ria dengan mangkok baksonya yang bergambar ayam jago dengan pose memonyongkan bibirnya seolah bibirnya dan bibir ayam jago itu mirip. Zetta berdecih melihat aksi Gwen yang menurutnya kampungan.

Ketika Zetta melewatinya, Gwen tiba-tiba menjulurkan kakinya di depan Zetta dan otomatis membuat Zetta tersandung dan hampir kehilangan keseimbangannya kalau tak bertumpu pada Sultan.

Mata Zetta menatap Gwen dengan sorot mata membunuh. Di tariknya rambut gwen dengan sekali gerakan membuat sang empunya meringis seraya berusaha melepaskan jambakan Zetta.

SAVAGE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang