Play| Jessie J-Flashlight
————————————
🍂
"Ta...."
"Zetta...."
"Zetta.... "
Putra, Marcel, Nichole, Dave dan Vano berulang kali menggoyang-goyangkan badan Zetta seraya memanggil namanya. Akan tetapi, Zetta sama sekali tidak meresponsnya. Tubuhnya terbujur lemah hingga bibirnya memucat.
Alfa yang biasanya tak acuh dengan gadis itu tiba-tiba sangat mengkhawatirkannya. Berkali-kali menepuk pipi Zetta seraya memanggil-manggil namanya, namun Zetta tak merespons sedikit pun. Apa yang akan dia katakan pada Feral dan Sharena jika dia gagal menjaga Zetta?
"Uhuk, uhuk!" Akhirnya Zetta menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Gadis itu mengeluarkan air dari mulutnya, lantas duduk dengan bantuan Putra.
Pandangan pertama kali yang dia lihat adalah Alfa. Keduanya beradu tatap tanpa ada suara sedikit pun.
"Dia yang bikin lo jatuh, Ta?" Marcel melirik Alfa dengan tatapan sinis dan membuat Alfa spontan membelalakkan mata. Tentu saja mereka curiga pada Alfa lantaran yang ada di tempat di mana Zetta jatuh hanya ada dia selain Zetta.
Zetta masih saja bungkam seolah mulutnya kaku untuk berbicara.
"Gue anter lo pulang." Alfa menarik tangan Zetta untuk berdiri, namun segera ditepis Marcel. "Jangan berani pegang-pegang Zetta!" Marcel mengucapkannya dengan rahang yang mengeras, lantas membantu Zetta berdiri. "Kita pulang ya, Ta?"
Zetta akhirnya menunjukkan respons dengan mencoba berdiri dibantu oleh Marcel dan Putra meskipun bibirnya enggan membuka. Putra pun melepas jasnya dan memakaikan dibahu Zetta karena gadis itu sudah menggigil bahkan bibirnya memucat.
Alfa menatap dalam diam punggung Zetta yang mulai menghilang dikerubungi anak-anak Falconer yang menghangatkannya.
Raut wajah Alfa yang berbeda tertangkap banyak mata temasuk anak-anak buahnya. Bahkan membuat Kean menarik sudut bibirnya sebelah. Dialah satu-satunya anggota Thunder yang curiga dengan kedekatan Alfa dan Zetta sebelum ini. Dia yakin ada sesuatu dibalik dua ketua geng itu.
"Tumben lo mau nolongin musuh, Fa? Apa karena leadernya Falconer cakep?" kelakar Nelvin dengan tawa lepasnya, lantas perlahan memudar karena mendapat tatapan tajam dari Alfa dan teman-temannya yang lain. Mendadak kerongkongan Nelvin merasa kering hingga jakunnya naik turun.
🍂
Di mobil Marcel, Putra mendekap Zetta yang duduk di belakang bersamanya hingga kaos yang Putra kenakan ikut basah. Abaikan saja motornya yang tertinggal di rumah Jerry, karena Vano dengan senang hati mengantarnya. Lagi pula itu lebih baik dari pada menumpang lagi di jok belakang Dave.
Berkali-kali Putra menggosok-gosokkan tangannya, lantas menggenggam tangan Zetta supaya gadis itu mendapat kehangatan hingga akhirnya mereka sampai di kediaman Zetta.
"Ya ampun, Zetta kenapa kamu, Nak?" Sharena yang membukakan pintu langsung syok melihat kondisi putriya yang basah kuyup berbalut jas Putra tanpa alas kaki. Lantas memeluknya erat seraya menggiringnya masuk.
Zetta masih enggan bersuara hingga membuat Putra dan Marcel saling lirik curiga.
Setelah membantu Zetta membersihkan diri dan mengganti pakainnya, Sharena merebahkan Zetta di ranjang king sizenya, lantas menyelimutinya sepangkal leher. "Masih dingin?" tanya Sharena dengan lembut seraya mengoleskan minyak angin di bagian tubuh Zetta yang tidak tertutupi pakaian melalui sela selimutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVAGE (End)
Teen FictionDia Zetta. Gadis SMA dengan jabatan Nona Boss di sebuah geng yang semua anggotanya berisikan murid laki-laki. Dikenal sebagai ratu jalanan dan bercita-cita menjadi penggerak feminisme. Sayang, mimpinya harus terkubur ketika orang tuanya menjatuhkan...