Hallo, guys....
Sudah sekangen apa kalian sama cerita ini?Jangan lupa vote dan komen ya
Aku tunggu partisipasi kalian di kolom komentatmr
——————————————
🍂DOR!
Suara tembakan itu terdengar nyaring memenuhi seluruh ruangan membuat Zetta menjatuhkan tubuhnya dengan lemas dan mata yang terbelalak. Bukan. Bukan dirinya yang terkena tembakan itu. Melainkan Vincent.
Laki-laki itu tiba-tiba muncul bersama dengan Alfa dan berlari melindungi Zetta dari tembakan Draco. Peluru itu tepat mengenai bahu Vincent. Dengan menahan rasa sakitnya, Vincent menahan Zetta agar tidak sampai jatuh ke lantai. Zetta benar-benar syok dengan kejadian itu. Tangannya perlahan bergerak meraba punggung Vincent. Hingga sampai di titik peluru itu menancap dia merasakan darah mengalir di sana.
Memorinya berputar mengingat kejadian sebelas tahun silam. Dia mendengar tembakan kencang dan mencium aroma darah yang menyengat. Kejadian itu benar-benar mengguncang jiwanya. Baru beberapa tahun Zetta berusaha hidup normal, kali ini dia kembali berperang dengan jiwanya.
Putra yang juga ingin menyelamatkan Zetta sampai terjatuh bersama dengan kursinya. Dia terkejut dengan sosok yang menolong Zetta. Zetta tak pernah menceritakan laki-laki itu padanya. Padahal yang Putra tahu Zetta selalu terbuka dengannya.
Vincent memaksa Zetta menatap matanya. Untuk kesekian kalinya dia meyakinkan gadis itu. "K--kau aman bersamaku," ucap Vincent dengan terbata-bata seraya menahan sakit di punggungnya. Melihat itu Alfa merasa cemburu sekaligus kasihan.
Dari arah berlawanan Draco tertawa nyaring menyaksikan Kemunculan Alfa dan drama romantis sepasang mantan kekasih itu. "Wow, amazing. Silakan kalian menghabiskan sisa hidup bersama karena aku segera mengirim kalian ke neraka." Draco kembali mengarahkan pelatuknya ke arah mereka bertiga.
Sorot Alfa menatap Draco dengan sengit. Dari awal mengenalnya, Alfa sudah tidak menyukai laki-laki brandalan itu. Laki-laki itu dulu penyebab Crissen bunuh diri dan sekarang berniat membunuh Zetta. Tangannya mengepal kuat dengan rahang yang mengeras.
Sementara itu, Vincent tetap berada pada posisinya melindungi Zetta yang setengah jiwanya sudah terombang-ambing. Laki-laki itu meringis menahan perihnya luka yang diciptakan dari senjata api itu. Bibirnya memucat dengan mata yang mulai meredup. Tapi, dia tetap tersenyum dan menatap Zetta.
Di depan mereka Draco masih setia menodongkan pistol dengan seringain remeh. Seolah jiwanya dikuasi iblis yang haus akan pertumpahan darah.
"Any last request sebelum menyusul mantan kekasih kesayanganmu sekaligus kekasihku, Alfa the loser Danendra?"
"Bajingan, lo Draco!" sungut Alfa seraya mengeratkan giginya hingga terdengar suara geraman yang tertahan. Tangannya menggenggam tangan Zetta yang terlepas dari dekapan Vincent. Dia tidak rela jika harus kehilangan Zetta.
"Kau bilang aku bajingan? Bahkan kita sama. Dua bajingan yang memilih dosa yang sama. Aku merusak Crissen, dan kau merusak adik kesayanganku. Padahal dia tidak pernah melakukan kesalahan sedikit pun padamu!"
"Bukan gue yang merusak Sere!"
"Tapi kamu penyebabnya!"
Alfa meraba lantai untuk meraih pistol Zetta yang terjatuh. Emosinya sudah tak tertahan menghadapi seorang Draco.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVAGE (End)
Teen FictionDia Zetta. Gadis SMA dengan jabatan Nona Boss di sebuah geng yang semua anggotanya berisikan murid laki-laki. Dikenal sebagai ratu jalanan dan bercita-cita menjadi penggerak feminisme. Sayang, mimpinya harus terkubur ketika orang tuanya menjatuhkan...