25. Nostalgia

12.2K 1.6K 367
                                    

Play| Raisa-Terjebak Nostalgia

Hay, guys...

Apa kabar?

Aku kangen banget nyapa kalian lewat update cerita ini.

Kalian kangen juga nggak?

Jangan lupa bantuin cari typonya, yang ngetik setengah sadar.

--------------

🍂

Laki-laki berpakaian rapi dengan setelan jas hitam memarkirkan mobilnya di sebuah rumah mewah. Langkah tegapnya menggiring memasuki rumah mewah itu dengan menyampirkan sebuah jas di lengannya. Kemunculannya yang tanpa suara membuat kedua orang tuanya yang masih bercengkerama mengalihkan atensi mereka.

"Dari mana saja kamu, Vincent?" Pertanyaan datar dari pria paruh baya yang wajahnya mirip dengannya membuatnya menghentikan langkah.

"Ada urusan," jawab singkat laki-laki yang disapa Vincent itu dengan wajah sama datarnya.

Ayah dan anak yang memiliki wajah dan watak hampir serupa membuat Vita, ibu laki-laki itu memijit pelipisnya. Tak tahu lagi bagaimana cara mengembalikan keharmonisan keluarganya yang mulai retak karena sebuah perjanjian.

"Bagaimana pertemuanmu dengan Crystal tadi? Sudah menemukan gaun yang cocok?"

Vincent menghela napasnya dengan jenuh. "Seperti yang Papa harapkan. Aku permisi." Laki-laki itu enggan melanjutkan pembicaraannya, lantas memilih untuk melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju kamarnya.

"Vincent, apa kamu melupakan adab berbicara dengan orang lebih tua? Bukankah tidak sopan meninggalkan orang yang masih ingin berbicara denganmu?" sindir pria itu dengan ucapan yang sangat santai tanpa mengeluarkan otot sedikit pun ketika berbicara.

"Maaf, Tuan Daniel Rawls ... Saya sudah melakukan apa yang anda minta, apa ada yang perlu saya lakukan lagi?"

Vita meneguk salivanya dengan susah payah. Perang dingin antara ayah dan anak itu belum juga usai. Begitulah orang misterius jika merajuk. Tidak bisa ditebak apa yang mereka inginkan.

Ketika Vincent telah menghilang dari hadapan Daniel dan Vita, sesosok remaja laki-laki menuruni anak tangga seraya merapikan jaket yang ia kenakan. "Mau kemana kau, Excel?"

"Ke rumah Alfa."

"Hati-hati, jangan pulang terlalu pagi," pesan dari sang ibu.

Keluarga Daniel Rawls memang berisi orang-orang misterius. Mereka sangat menutup informasi apa pun untuk dunia luar. Kehidupan mereka bahkan tak mampu terendus publik sekalipun Daniel menjadi orang kepercayaan keluarga Danendra.

🍂

Pertama kalinya Zetta masuk sekolah dengan keadaan mata yang berkantung. Bahkan concealer yang ia kenakan tidak bisa menutupinya hingga mengundang tanya anak buahnya yang memang memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi.

"Apa lihat-lihat! Gue colok juga mata kalian!" ancam Zetta sarkas pada ketiga anak buahnya yang kurang kerjaan. Siapa lagi kalau bukan Nichole, Dave dan Vano.

"Wuih! Santuy, Bos! Nih, kita diem," jawab Nichole seraya membuat gerakan mengunci mulutnya. Sebenarnya tidak kaget kalau bosnya yang super menyebalkan itu bersikap aneh. Karena memang sifatnya yang labil itu tidak mudah ditebak anak buahnya.

SAVAGE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang