Play: Ava max-Kings and Queens
——————————————🍂
Hari berlalu sangat cepat. Tak terasa Zetta menemui pagi lagi, sore lagi dan pagi lagi. Di kelas kebanggaannya gadis itu seperti biasa selalu membuat keributan.
"Apa? Vano ditolak cewek?" Heboh heboh heboh. Kalau bercerita pada Zetta jangan harap rahasia aman. Seperti itu contohnya. Gadis itu baru saja mendengar cerita dari Dave dan langsung ember sampai membuat gempar satu kelas.
"Malu-maluin gue aja lo, Van," ujar Zetta dengan segudang kesombongannya hingga membuat Vano mendengus sebal.
"Nggak ngaca? Lo juga jomblo, Lampir," jawab Vano dengan nada malasnya.
"Jomblo kelas gue sama kelas lo beda, kali... Gue jomblo bukan karena nggak laku, tapi karena gue selektif milih cowok."
Vano mencebikkan bibirnya. Percuma debat sama Zetta ujung-ujungnya dia sendiri yang kalah.
"Lo kayaknya keberatan nama tuh, Van. Harusnya nama lo bukan Revano Mangkunegara. Kan berat tuh negara dipangku." Memang Zetta kalau bicara suka benar. "Ganti aja Mangkubumi," lanjut Zetta lagi.
"Jiah! tambah berat, Lampiiiir," sahut Nichole dengan terbahak-bahak. Puas sekali kalau menistakan Vano.
"Serah lo, Taaa... Serah lo!" Vano benar-benar lelah menanggapi Zetta.
"Oke, karena gue leader yang peduli sama anak buahnya, gue mau menghibur lo, Van."
Tawaran Zetta membuat Vano curiga. Pasalnya tidak biasanya Zetta mau menghibur orang lain. Yang ada dia suka sekali membuat orang kesal.
Tangan Dave sudah siap menabuh meja untuk menggantikan gendang. Dan Nichole sudah membawa sapu sebagai pengganti gitar. Sedangkan Zetta sebagai vokalis siap dengan tongkat pramukanya yang dijadikan sebagi stand mic dan kursi Marcel sebagai panggungnya.
"Nichole... Mainkan!"
"One two three go!" (intro Jkt 48)
Zetta mulai menyanyikan lagunya. "Seluruh kota merupakan tempat bermain yang asyik. Oh senangnya aku senang sekali."
"Tet teretet." Nichole membuat suara mirip gitar dengan gaya yang bak gitaris handal. "
"Kalau begini Vano pun jadi sibuk."
"Tet teretet... "
"Berusaha mengejar-ngejar dia."
"Teeet...." Nichole kembali bersuara seolah-olah memetik gitar tipuannya lagi.
"Matahari menyinari semua perasaan cinta. Tapi mengapa hanya Vano yang dimarahi."
"Dung dung dung jes!" Tak mau kalah Dave juga menabuh mejanya dengan semangat sambil menirukan syara drum.
"Di musim panas merupakan hari bermain gembira. Sang gajah terkena flu pilek tiada henti-hentinya."
"Dung dung dung jes!"
"Sang beruang tidur dan tak ada yang berani ganggu dia. Oh sibuknya aku sibuk sekali."
Suka-suka hati Zetta saja. Padahal Nichole sudah intro lagu JKT 48 malah bosnya yang luar biasa itu menyanyikan lagu sinchan. Bahkan tangannya menunjuk semua temannya seolah-olah dia adalah penyanyi profesional yang sedang mengadakan konser tunggal.
![](https://img.wattpad.com/cover/227716797-288-k672041.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVAGE (End)
Teen FictionDia Zetta. Gadis SMA dengan jabatan Nona Boss di sebuah geng yang semua anggotanya berisikan murid laki-laki. Dikenal sebagai ratu jalanan dan bercita-cita menjadi penggerak feminisme. Sayang, mimpinya harus terkubur ketika orang tuanya menjatuhkan...