17. Camping

14.7K 1.7K 99
                                    

play| Yuki No Hana-Jisoo cover

——————————

🍂

Seperti yang dibilang Feral kalau Zetta tidak akan dijemput Pak Maman dan harus pulang bersama Alfa. Setelah bel pulang sekolah berbunyi Alfa sudah memarkirkan mobilnya di tepi jalan dekat SMA Pelita menunggu kedatangan Zetta. Gadis itu mati-matian mencari cara agar tidak ketahuan teman-temannya kalau dia pulang bersama Alfa. Bahkan dia sampai repot-repot memakai hoodie hitam dan masker.

Setelah sampai di rumah, Zetta berlari masuk ke kamarnya tanpa sepatah kata pun menyapa kedua orang tuanya yang duduk di sofa ruang tamu. Begitulah Zetta kalau merajuk satu rumah kena semua. Bahkan kucing peliharaannya yang tidak tahu apa-apa saja juga ikut dijutekin. "Apa lo, Cheng lihat-lihat! Gue masukin kandang macan juga lo lama-lama."

Sampai-sampai kucing itu mengeong lemah sambil menundukkan kepala terlihat memelas. Kalau saja dia manusia sudah pasti mengelus dada menghadapi si majikan yang garang itu.

Zetta membanting tubuhnya di atas kasur dengan posisi tengkurap lantas berguling mengubah posisinya menjadi terlentang. Matanya memandang langit-langit kamar yang menggantung lampu kristal di sana. "Papi nyebelin! Sama aja kayak Gledek."

Mengucap nama itu seketika ingatannya berputar tepat ketika Alfa tanpa sengaja mengecup keningnya. Di mana kening adalah area yang sensitif baginya. Yang hanya boleh dicium orang tua dan suamiya nanti. Sedangkan Alfa itu siapa? Dia hanya pendatang baru di kehidupannya yang dalam sekejap mampu membuatnya menjadi gadis malang karena sebuah perjodohan.

Lamunannya berhenti ketika ketukan terdengar dari pintu kamarnya. "Zetta, kamu kok belum makan? Makan yuk! Mami sudah masak semur jengkol kesukaan Zetta lho." Sharena memanggilnya dengan nada lembut. Wanita itu memang selalu tegas terhadap Zetta, tapi dia tetap tidak tega melihat anak gadisnya itu merajuk.

Mendengar kata jengkol seketika mata Zetta berbinar. Tapi, dia harus tahan. Jangan mau disogok hanya dengan makanan. Biarkan saja semua tahu kalau dia sedang merajuk.

Tanpa Zetta sadari Sharena sudah duduk di bibir ranjang sambil mengusap ubun-ubunnya seperti bayi. "Mami sedih kalau Zetta marah-marah begitu," ucap Sharena. Kalau saja setiap hari Zetta diperlakukan seperti itu sudah pasti dia ngelunjak.

Zetta pun langsung memeluk pinggang Sharena dan meletakkan kepalanya di pangkuan maminya itu. "Papi jahat, Mi," rengeknya dengan manja. Zetta rasanya ingin menumpahkan semua kekecewaannya terhadap sang papi pada maminya.

Sharena pun menghela napas untuk mengendalikan kesabarannya. Anak semata wayangnya itu sulit sekali diajak berpikir dewasa. "Papi sedang banyak pikiran, Nak. Zetta maafkan Papi ya?" bujuk Sharena.

Feral tiba-tiba datang tanpa diundang juga ikut membujuk Zetta di kamarnya. "Makan ya, Nak. Papi sedih kalau Zetta begitu." Kata-kata Feral yang mirip dengan ucapan Sharena membuat Zetta memutar matanya malas. Papinya sungguh tidak kreatif merangkai kata.

Tapi, bukan itu yang terpenting. Biasanya kalau Zetta merajuk orang tuanya akan menuruti semua keinginannya, dan itulah saatnya. "Zetta mau makan kalau Mami sama Papi mau batalin perjodohan Zetta sama Alfa."

Sharena seketika berdiri menjatuhkan kepala Zetta ke kasur hingga membuat gadis itu mengaduh. "Tidak bisa, Zetta! kamu sudah melanggar janji dan kamu harus menanggung konsekuensinya."

Zetta mendongakkan kepalanya menatap dengan memelas papi dan maminya bergantian. "Kenapa semuanya pengen banget Zetta keluar dari Falconer?"

SAVAGE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang