3. Mata-mata

39.4K 3.8K 312
                                    

Play: iKon-Best friend

——————————————
🍂

"Guys guys, ada hot news. Hot news!" Nelvin salah satu anggota Thunder mendatangi meja tempat gengnya berkumpul dengan tergopoh-gopoh saat jam pelajaran masih berlangsung. Sudah menjadi rahasia umum kalau geng Thunder suka bolos pelajaran terlebih pentolan-pentolannya.

"Ngomong yang jelas, bego!" celetuk Kean.

"Lo harus lihat ini, Fa. Lihat ini!" Nelvin menghadapkan layar ponselnya di depan Alfa. "Marcel, anak Falconer terpilih jadi ketua OSIS SMA Pelita," ujarnya dengan heboh.

"Mppphhrrruuuut!" Berita menghebohkan Nelvin itu membuat Alfa yang baru meneguk minuman botol menyemburkan isinya lantas tertawa remeh. "Namanya juga sekolah bara bere."

"Anjir, tuh sekolah apa lagu dangdut?' ledek Alex.

"Ntar gue bikin sekolah cendol dawet ah, biar murid-muridnya jadi ambyar," sambung Nelvin yang mengambil tempat duduk di sebelah Kean.

"Lo kalau mau jadi sad boy nggak usah nyari temen, njir!" sahut Shandy.

"Jadi kapan nih kita balas dendam sama geng Emprit? Udah lama nggak baku hantam nih," ujar Kean sambil memutar-mutar lengan seolah sedang meregangkan ototnya yang masih setengah matang itu.

"Kok geng Emprit?" tanya Nelvin dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Itu, Falconer. Nggak tahu lagi gue sama mereka. Namanya Falconer, tapi lambangnya burung pipit. Nggak bisa enggres kali ya?" celetuk Kean dengan kekehan.

"Gue udah mau pingsan estetik tuh kemarin lihat leadernya cakep bat sumpah. Eh, pas dia ngomong... Anjir, suaranya bikin mental breakdance," ujar Alex dengan menunjukkan ekspresi kecewa yang berlebihan.

"Breakdown, woe!" ralat Nelvin dengan nada tinggi.

"Kayak emak gue, mulutnya saingan sama mercon banting," sambung Shandy dengan tawa lebarnya. Bisa-bisa mereka menjadikan Zetta sebagai bahan gosip.

"Anak buahnya aja barbar, ya udah pasti leadernya lebih barbar lah," ucap Alfa dengan santainya.

"Leadernya emprit tuh barbarnya another level dah, salut gue." Kean sampai geleng-geleng kepala mengingat pertemuan pertama mereka. Gadis itu dengan mudahnya mempermalukan seorang Alfa, bahkan di depan gengnya sendiri.

Alfa yang tahu kalau Kean bermaksud menyindirnya langsung memutar mata malas. "Your congor nggak usah banyak bacot deh, Yan! Mendingan lo cari informasi sebanyak-banyaknya tentang geng emprit. Apa lagi tuh, leadernya yang barbar. Pelan-pelan bikin mereka sampai kayak gini." Alfa meremas botol minuman yang dipegangnya sampai tak berbentuk. Menggambarkan keinginannya pada nasib geng Falconer.

Excel yang sedang asik dengan ponselnya tiba-tiba juga angkat bicara tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. "Tenang aja, gue udah nyuruh sepupu gue yang sekolah di Pelita buat mata-matain mereka," ucap Excel. Laki-laki itu menuruni kehebatan ayahnya sebagai detektif. Selalu tahu apa yang harus dia lakukan tanpa menunggu disuruh.

Dan Alfa pun langsung berbinar seraya menegakkan badannya. Excel memang selalu menjadi andalannya. "Terus, dapet informasi apa lo?" tanyanya penasaran.

"Informasi pertama, nanti malam mereka ada acara di angkringannya Putra," jawab Excel dengan nada datarnya. Laki-laki itu memang tidak pernah menunjukkan ekspresi setiap berbicara. Jarang berbicara, sekalinya bicara kata-katanya tajam menusuk ke jantung, paru-paru, ginjal hingga tenggorokan.

Mendapat informasi itu Alfa menyeringai licik sambil menjentikkan jarinya, "Oke, nanti malam kita main sama mereka." Laki-laki itu masih tak terima atas kekalahan adu balap dua bulan yang lalu melawan Zetta. Alhasil Alfa harus menraktir tujuh puluh lima angota Falconer.

SAVAGE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang