47. Just A Loser

11.2K 1.3K 226
                                    

Play: Loser

Hay guys...
Do you miss me?

Udah dekat sama ending nih.

Kalian tim mana?
Happy Ending atau Sad Ending? 

——————————————

🍂

Antara maju terus atau mundur, Afa memilih jalan tengah, yaitu berhenti mendadak. Ijakan remnya yang tiba-tiba itu membuat kening Zetta sempat membentur dashboar hingga mengaduh. "Alfa! Lo bisa nyetir nggak sih?" gerutunya pada Alfa.

Sedangkan Alfa mendengus sebal menatap Zetta. Tidak tahu kah dia kalau Alfa sedang bimbang. "Lo nggak lihat tuh di depan?"

"Emang kenapa? Takutlo?"

"Mereka banyak, Ta! Kalau gue lawan sendiri pasti kalah lah." Meskipun Alfa gengsinya selangit, dia tidak mau mengorbankan nyawanya hanya untuk sebuah gengsi. Masalah Zetta bisa diurus nanti.

"Helloooo?  Lo bilang lo sendiri? Terus gue ini apa, Bego?"

Alfa mendorong jidat Zetta dengan kedua jarinya hingga kepalanya terhuyung kebelakang. "Bego! Lo cewek mana bisa berantem?"

"Lo ngeremehin gue? Buat apa gue jadi leader kalau nggak bisa berantem? Kecuali jadi leader kayak lo."

"Ini bukan saatnya main-main, Ta! Sampai mereka ke sini habis kita."

"Siapa yang mau main-main! Gue bukan pengecut kayak lo!"

Setiap Zetta mulai merendahkannya, Alfa bisa apa, kecuali menuruti ucapan Zetta. Gadis itu tidak akan berhenti bicara sebelum kemauannya terpenuhi. Dengan terpaksa Alfa melajukan mobilnya kembali dengan kecepatan sedang. Bukan untuk mengantar nyawanya pada mereka, tapi putar balik.

Terlambat. Berandalan itu sudah mengepungnya. "Keluar lo!" teriak salah satu dari berandalan itu. Mereka berjumlah kurang lebih lima belas orang.

Zetta bersiap untuk keluar, tapi Alfa menahannya. "Gue aja! Lo jangan kemana-mana!" ucap Alfa dengan gentelnya. Meskipun dia takut, tapi tidak mau Zetta celaka. Ternyata di saat terdesak Alfa bisa romantis juga. Semoga dewi fortuna berpihak padanya kali ini. Setidaknya tidak membiarkan nyawa Alfa jatuh pada malaikat pencabut nyawa.

Zetta pun tak mau ambil pusing. Dia menuruti ucapan Alfa dan membiarkan 'calon' tunangannya itu menghadapi mereka seorang diri. Tapi, Zetta tak tinggal diam. Kedua tangannya dengan cepat mengirimkan voice note pada kontak seseorang melalui ponselnya dan ponsel Alfa.

Mudah saja membuka kunci ponsel Alfa yang berupa kombinasi angka. Alfa manusia yang tidak berpikir panjang, dia pasti membuat kombinasi angka yang berhubungan dengannya. Dan kebanyakan orang akan membuat kombinasi angka sesuai tanggal lahirnya agar mudah diingat. Kebetulan juga Zetta tahu jika tanggal lahir Alfa sama dengannya. Hal mudah bagi Zetta untuk menebak.

"Kalian mau duit? Bilang aja berapa? Gue kasih. Asal biarin gue lewat," Dengan sombongnya Alfa mengeluarkan dompet di hadapan berandalan-berandalan itu. Mereka memang suka memalak, tapi kalau diberi cuma-cuma, bagi mereka adalah sebuah penghinaan. Aneh kan? Preman itu hanya gengsinya saja yang besar, kerja kerasnya nol.

"Sombong amat lo, Bocah! Kita nggak butuh duit lo, kita cuma butuh nyawa lo!"

Tenggorokan Alfa terasa kering kerontang seperti gurun sahara. Kata-kata mereka membuat salivanya sulit ditelan. Mungkinkah riwayatnya akan habis kali ini?

SAVAGE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang