33. Firasat

10.3K 1.5K 236
                                    

Play: Marcel-firasat

Hai, gangs... Apa kabar nih?

Sudah bosen belum nungguin updatenya?

Btw. Kalian nemu cerita ini dari mana?
Jawab dong ya, aku kepo banget soalnya 😁

—————————————
🍂

Setelah mengantar sere pulang, Alfa bergegas menuju basecamp Thunder dengan kecepatan maksimal. Laki-laki itu memang suka berkendara dengan ugal-ugalan. Belum tahu saja kalau malaikat maut sudah ancang-ancang mencabut nyawanya. Persetan dengan malaikat pencabut nyawa. Alfa yang tak punya otak mana pernah dia peduli.

Alfa mengembuskan napas lega. Lelah juga berpura-pura baik di depan Sere. Jujur saja, Alfa sama sekali tak memiliki perasaan apa pun pada Sere. Justru, dia ingin cepat-cepat menghempaskan Sere ke dasar laut. Memang terkadang Alfa sebejat itu. Ralat. Bukan terkadang, tapi sering.

Ketika melintasi jalan sepi, pria dengan menaiki motor besar menghalang-halangi jalan Alfa. "WOE! BELAJAR MOTOR JANGAN DI JALAN, BEGO!" teriak Alfa dengan menyembulkan kepalanya di jendela.

Pria bermotor itu berhenti di depan Alfa dan menyuruhnya turun. "Bangsat! Belum tahu aja gue siapa," umpat Alfa dengan gigi merapat. Dengan langkah angkuh, Alfa pun turun dari mobil dan menghampiri pria itu.

Tanpa melepas helmnya, pria itu juga turun dan langsung melayangkan bogem mentah pada Alfa.

Bugh!

"Anjing! Siapa lo berani nonjok muka ganteng gue!" bentak Alfa seraya menyeka ujung bibirnya yang mengeluarkan bercak darah hanya dengan sekali tonjokan pria itu.

"Jauhi Sere!"

Tanpa melihat wajahnya, Alfa tahu siapa pemilik suara itu. Alfa mengeluarkan seringaian yang diiringi decihan remeh. "Draco Bin Benington. Kakak kesayangan Sere yang sekarang jadi Buronan. Berani juga lo nunjukin muka jeleklo di depan gue!" ujar Alfa dengan percaya dirinya. Bahkan pria itu tak membuka wajahnya, masih saja Alfa mengatainya jelek.

"Jangan banyak bicara! Jauhi Sere!" bentak Draco yang sudah mencengkeram kerah Alfa membuat empunya memelotot.

"Wuis! Santai, Bro. Gue belum ngapa-ngapain dia kok. Mungkin bentar lagi," jawab Alfa dengan santainya.

Draco kembali menghajar Alfa berkali-kali hingga membuatnya tak sanggup membalas. Alfa itu cuma cassingnya saja yang sangar. Tapi, kalau dihadapkan dengan musuh yang seperti Draco, dia tidak bisa apa-apa. Terlebih tidak ada anak buahnya.

Dia itu hebat hanya ketika bersama anak buahnya. Namanya juga geng yang dibentuk dari uang sogokan papanya. Apa pun masalahnya, Alfa tinggal terima beres.

Draco semakin membabi buta Alfa hingga membuat laki-laki itu lemas tak bertenaga dan terduduk bersandar di mobil bagian depannya. "Jauhi Sere, atau kubuat orang terdekatmu menderita!"

Dengan napas yang sudah menipis, Alfa masih bisa mengeluarkan tawa remehnya. "Lo segera dapat karma melalui adiklo!"

Sekali lagi, Draco menendang dada Alfa hingga membuatnya terbatuk.

"Ingat kata-kataku. Jauhi Sere atau orang terdekatmu kuhancurkan lebih dari aku menghancurkan Crissen!"

Setelah memberi salam perpisahan itu, Draco bergegas pergi dengan motornya sebelum keberadaannya diketahui polisi.

Keadaan Alfa sungguh memprihatinkan dengan wajah penuh memar hingga sudut bibir yang robek. Tangannya bergerak merogoh saku dalam jaketnya dan mengambil ponsel.

SAVAGE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang