Play: Lenka-trouble is a friend
——————————————
🍂Bad mood. Dua kata itulah yang sedang dirasakan Zetta sebagai remaja labil pada umumnya. Sudah tidak membawa mobil, berkelahi dengan Gwen, ditambah lagi harus mendapat hukuman dari Bu Sri. Kurang lengkap apa coba penderitaan seorang Nona Bos Zetta? Oh iya, jangan lupakan pertemuan singkatnya dengan Alfa yang membuatnya semakin kesal.
Ketika memikirkan itu semua membuat mendadak Zetta ingin memiliki pacar. Sayangnya Zetta mempunyai standar yang cukup tinggi untuk kategori pacar impiannya. Minimal setampan Zayn malik atau sekaya Mark Zuckerberg. Maka dari itu wajar saja jika cowok-cowok yang masih pakai minyak rambut sachet atau setiap malam parkir motor di ruang tamu pikir-pikir dulu untuk mendekati nona bosnya Falconer.
Mungkin impiannya sebentar lagi akan kandas mengingat ancaman kanjeng mami yang akan menjodohkannya dengan om-om kaya kalau tidak mau keluar dari Falconer. Dan spontan Zetta teringat dengan Kakek Sugiono. Padahal kenal saja tidak. Zetta hanya tahu dari meme di social media kalau Kakek Sugiono itu specialis penjinak wanita.
Lelah dengan pikirannya sendiri Zetta langsung merapikan buku-bukunya dan melihat ke arah Marcel. "Cel, anterin gue pulang, dong." Zetta merengek sambil menarik-narik jaket yang akan dipakai Marcel. Sungguh perempuan itu sangat menyebalkan sampai-sampai membuat Marcel mendengus seperti banteng yang siap menyeruduk. "Emangnya mobil lo kemana?" tanya Marcel dengan kesalnya.
Zetta juga mencebik kesal sampai meruncingkan bibirnya. "Mobil gue di sita Kanjeng Mami."
Bukan sekali dua kali mobil Zetta disita maminya, tapi sudah berkali-kali karena pulang larut malam atau ketahuan balapan liar. Dan hal itu sudah biasa diketahui Marcel hingga laki-laki itu memutar matanya malas. "Terus tadi lo berangkatnya gimana, Lampir?"
"Dianter sopir gue lah, ya kali gue naik angkot," jawab Zetta dengan ketus. "Cel, ayo dong anterin gue pulang." Zetta memang memiliki masa lalu yang buruk ketika berada satu ruangan dengan orang asing. Maka dari itu dia menghindari naik kendaraan umum.
"Lo itu ketua geng Falconer apa ketua geng cabe-cabean sih, Ta? Geli gue liat lo kayak gitu," ujar Marcel lagi. Pasalnya Zetta mendadak menjadi gadis manja yang merengek-rengek. Sangat menyebalkan.
"Aw!" Marcel tiba-tiba mengaduh karena Zetta menjewernya dengan spontan. "Lo mau ngelawan Bos, ha? Inget undang-undang Falconer?"
"Iyaaaaa," jawab Marvel dengan malas.
UNDANG-UNDANG FALCONER:
Pasal 1. Leader tidak pernah salah.
Pasal 2. Kalau Leader salah kembali ke pasal pertama."Jadi, lo harus anterin gue pulang!" perintah Zetta dengan seenaknya.
"Enggak bisa, Ta gue ada janji sama Tasya. Kenapa lo nggak pulang sama supirlo aja?" Bisa-bisanya Marcel menolak perintah Zetta dan memilih pacarnya. Untung saja Zetta bukan perempuan yang memanfaatkan pertemanannya untuk mendapatkan perhatian sahabatnya. Dia tetap menghargai prioritas teman-temannya. Tapi, karena pikiran sedang kacau Zetta memaksa Marcel untuk memprioritaskan dirinya.
"Gue lagi pengen naik motor, Cel masa lo lebih prioritasin cewek baru lo itu dari pada gue?" ujar Zetta merajuk. Meskipun Zetta satu-satunya perempuan di gengnya, anak buahnya tidak pernah mengistimewakannya. Dia dianggap sama seperti anggota lain.
"Nggak gitu, Ta. Gue udah janji duluan sama Tasya. Kalau gue janjinya sama lo dulu kan gue pasti milih nganterin elo. Gue tahu gue buaya, tapi pantang ingkar janji. Cowok itu yang di pegang ucapannya." Marcel memang pandai berkata-kata, maka itulah dia disukai banyak gadis. Seperti biasa, selain Zetta tentunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVAGE (End)
Ficção AdolescenteDia Zetta. Gadis SMA dengan jabatan Nona Boss di sebuah geng yang semua anggotanya berisikan murid laki-laki. Dikenal sebagai ratu jalanan dan bercita-cita menjadi penggerak feminisme. Sayang, mimpinya harus terkubur ketika orang tuanya menjatuhkan...