44. Sabotase

8.9K 1.3K 707
                                    

Play| crazy over you

Hay....
Masih sabar nungguin kan ya?
Langsung aja, happy reading.
Jangan lupa vote dan coment sebanyak-banyaknya.
Ingat ya guys, vote. Vote! aku maksa 😑

Komen juga ya? Kan gk seru kalau cuma baca doang

——————————————
🍂

Alfa tengah tertidur pulas di sofa apartemennya sampai tak mendengar ponselnya yang telah lama bergetar. Dari dalam kamarnya Sere keluar sambil tersenyum melihat Alfa. Langkahnya pun perlahan menuntun untuk mendekatinya.

Sere duduk di sofa lain sambil bertopang dagu menatap wajah Alfa yang tertidur damai. Tak bisa lagi menyembunyikan senyumannya. Sere sangat bersyukur memiliki pacar yang tampan dan selalu baik padanya seperti Alfa. Hanya Alfa satu-satunya orang yang baik padanya.

Tak lama kemudian pandangan Sere beralih ke ponsel Alfa yang tergeletak di atas meja memunculkan panggilan dari Zetta. Sere langsung menjauhkan ponsel itu dari Alfa agar tak mengganggu tidurnya. "Maafkan aku, Zetta aku nggak mau berbagi Alfa. Aku membutuhkan Alfa. Aku nggak mau kamu merebutnya dari aku." Sere membatin menatap ponsel itu.

Sere tahu Alfa ada janji dengan Zetta. Tapi dia tak mau Alfanya itu meninggalkannya sampai akhirnya Sere nekat menghalanginya dengan cara cukup jahat. Ketika Alfa mengantarnya pulang sekolah, Sere memberikan Alfa minuman yang sudah dia campur dengan obat tidur yang sering dia minum. Ternyata Alfa disabotase Sere.

Sere memang belum sepenuhnya sembuh. Tapi di waktu-waktu tertentu dia bisa hidup normal. Dia menyadari kedekatan Alfa dan Zetta semenjak mereka merawatnya. Dan Sere tak mau Alfa berpaling darinya. Sere tak punya siapa-siapa lagi selain Alfa.

🍂

"Zetta!" Seorang laki-laki yang masih memakai seragam sekolah yang tertutup dengan jaket hitamnya turun dari motor Harley Davidson dan berlari menuju Zetta. Sampai di dekat mereka, laki-laki itu melompat tinggi dan menghadiahkan pencopet itu tendangan maut yang berhasil membuatnya tumbang karena tendangannya tepat mengenai wajah pencopet itu.

Hanya dengan satu tendangan laki-laki itu bisa merebut slingbag Zetta dan membuat pencopet itu kabur membawa pisaunya yang berlumuran darah. Pisau itu berhasil menyayat lengan Zetta yang terbungkus sweater hingga sweaternya juga ikut robek. Darah dari sayatan pisau itu mengalir cukup deras hingga merembes menembus swetermya. Zetta yang takut dengan darah dibuat lemas melihatnya.

Laki-laki penolong Zetta itu langsung melepas jaketnya dan melilitkan bagian lengannya pada lengan Zetta. Zetta mematung melihatnya. Dia merasa dejavu. Sikap laki-laki itu mirip seseorang. Hanya saja dia lebih dingin. "Thanks, Excel."

"Kita ke rumah sakit sebelum lo kehabisan banyak darah." Excel menuntun Zetta menuju motornya yang tak terparkir jauh.

Excel mengendarai motornya secepat kilat sekalipun di tengah terjangan hujan lebat. Sementara itu, di belakangnya ada Zetta yang sudah mulai pucat. Tangan kirinya berpegangan kencang pada pinggang Excel sedangkankan tangan kanannya sudah terkulai lemah di balik lilitan jaket hitam Excel.

🍂

Excel duduk melihat dokter berhijab yang melilitkan perban pada Zetta menggantikan jaketnya. "Lukanya tidak terlalu dalam, jadi tidak perlu dijahit," ucap dokter itu.

Tapi Excel masih merasa ada yang ganjil. "Kok darahnya banyak dan sampai lemas begitu, Dok?"

"Oh, itu Zetta hanya kekurang trombosit saja. Jadi, darahnya sedikit encer. Untuk masalah lemasnya, Zetta hanya syok melihat darah. Nanti saya beri resep obat yang harus Zetta minum."

SAVAGE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang