Hay, guys...
Long time no see. Kangen banget sama work ini. 😂Okay, happy reading again.
Jangan lupa vote dan siapkan komen terbaik kalian untuk part ini ya 😊--------------
🍂
Setelah kejadian pengeroyokan Alfa, Sere sering sekali datang ke rumah Marvel untuk menjenguk mantan kekasihnya itu. Sudah tiga hari Alfa tidak masuk sekolah, tiga hari juga Sere bolak balik apartemen ke rumah Alfa untuk sekadar mengerjakan tugasnya atau terkadang menyuapinya makan. Kebaikan Sere itu tak luput dari pandangan Meysha. Wanita itu selalu tenang setiap Alfa dekat dengan Sere.
Begitu pun dengan Zetta. Gadis itu sudah dua hari absen karena harus menjalani perawatan traumanya. Setelah diperbolehkan masuk sekolah, hal pertama yang dipikirkan Zetta adalah kondisi Alfa. Ketika mendapat kabar dari Excel kalau Alfa belum masuk sekolah, Zetta langsung menjenguknya sepulang sekolah tanpa mengganti seragamnya.
"Loh, Zetta? Sudah sembuh, Nak?" tanya Meysha yang menyambut kedatangan Zetta. Meskipun Meysha menyukai Sere, tapi dia tidak bisa membenci Zetta. Bagaimana pun Zetta sudah dia anggap anaknya sendiri.
"Udah sembuh kok, Ma," jawab Zetta dengan senyuman manisnya. Dia selalu suka dengan perlakuan Meysha yang memanjakannya dan berbanding terbalik dengan sang Mami. Bukan membandingkan, justru Zetta senang memiliki dua ibu yang berkepribadian berbeda.
"Syukurlah. Pasti nyari Alfa, kan? Dia ada di kamarnya. Ada Sere juga. Kamu kenal Sere, teman sekelas Alfa?"
Mendengar nama Sere diucapkan Meysha membuat wajah Zetta langsung berubah kecewa, tapi dengan cepat Zetta menutupinya dengan senyuman. Alfa ternyata masih dekat dengan perempuan itu. "Kenal kok, Ma Sere teman Zetta juga. Kalau gitu Zetta susulin mereka dulu ya, Ma?"
"Iya, sayang... Mama juga mau ke belakang dulu, nyiram tanaman."
Setelah mendapat izin dari Meysha, Zetta berlari menaiki tangga nenuju kamar Alfa. Ketika membuka pintu kamar Alfa, pemandangan yang Zetta lihat adalah Alfa yang sedang berpelukan dengan Sere. Zetta sempat terkejut, tapi dengan cepat dia menunjukkan raut wajah tenang. "Oh, lagi ngebucin ya? Sorry kalau ganggu," sindirnya.
Alfa pun langsung mengurai pelukannya dan tersenyum menatap Zetta. "Enggak kok, Ta? Lo----"
"Lanjutin aja. Gue mau ke dapur dulu," ucap Zetta memotong ucapan Alfa yang belum selesai. Dia tidak mau mendengar penjelasan apa-apa. Tidak ada yang bisa dipercaya dari mulut manusia seperti Alfa.
Zetta pun keluar dengan hati yang sesak. Dia tidak suka dengan Alfa, tapi mengapa dia harus cemburu? Ketika sampai di dapur Zetta ternyata tak benar-benar ingin ke dapur. Dia hanya melewatinya dan berjalan menuju taman belakang. Di sana ada Meysha yang sedang menyiram tanaman.
Zetta duduk dia ayunan bambu dengan menopang dagunya menatap Meysha yang masih sibuk dengan tanamannya. Menyadari Zetta mengawasinya, Meysha langsung menghentikan aktifitasnya dan menghampiri Zetta dengan duduk di kursi dekat ayunan itu. "Kok malah ke sini? Katanya mau nemuin Alfa?"
"Udah kok, Ma tadi. Nih lagi pengen liatin Mama nyiram tanaman aja."
Meysha pun hanya tersenyum menjawab ucapan Zetta. "Kebetulan juga ada yang mau Mama bicarakan denganmu."
"Apa, Ma?" tanya Zetta seraya mengerutkan kening.
"Mama tahu kamu terpaksa menerima perjodohan dengan Alfa. Mama khawatir dengan masa depan kalian. Apa kalian tidak berniat untuk menolak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVAGE (End)
Teen FictionDia Zetta. Gadis SMA dengan jabatan Nona Boss di sebuah geng yang semua anggotanya berisikan murid laki-laki. Dikenal sebagai ratu jalanan dan bercita-cita menjadi penggerak feminisme. Sayang, mimpinya harus terkubur ketika orang tuanya menjatuhkan...