12. Behind The Scene

17.9K 2.1K 74
                                    

Play: Blackpink-You Never know
————————————

🍂

"Yuhuu...  Kanjeng doso papi, where are you?" Dengan kurang ajarnya Zetta berjalan mengitari rumah sambil memanggil-manggil papinya. Tak disangka ternyata Feral tiduran di hammock belakang rumahnya dan membuat Zetta berdecak sebal.

"Gitu ya, Papi dipanggil-panggil nggak mau jawab? Ingat, Pi dosa lo kalau dipanggil nggak mau jawab." Gadis itu berujar dengan bersedekap dada di sebelah papinya.

"Sejak kapan kamu jadi panitia surga? Yang ada kamu yang dosa ngatain Papi kanjeng doso. Kan udah Papi bilang, jangan panggil Papi pakai embel-embel Kanjeng Doso. Istrinya papi kan cuma satu," jawab Feral tanpa mengubah posisinya sama sekali. Tangannya terlipat dibelakang kepala dengan mata terpejam yang tertutupi kaca mata hitam.

Zetta pun mendengus seraya duduk di atas ayunan bambu yang tidak jauh dari posisi papinya. "Papi nggak ada niatan nikah lagi apa? Cari mami baru kek yang nggak segalak Mami." Zetta berniat mengadu pada papinya lantaran seharian penuh dia diceramahi Sharena karena lagi-lagi ketahuan membuat ulah di sekolah.

Ucapan Zetta itu membuat Feral terbangun dan mengubah posisinya menjadi duduk. "Nggak ah, yang ada nanti istri baru papi bikin cerita ratapan mami tiri gara-gara kamu usilin."

"T-tapi kan Zetta baik hati, Pi? Kalau nggak Zetta usilin mau nih nikah lagi?" Zetta menaik-naikkan alisnya menggoda papinya. Dan Feral pun menjentikkan jarinya dengan girang. "Ya jelas kalau itu."

"Bagus. Nikah lagi sana! Mami juga bisa dapetin brondong." Tiba-tiba wanita yang menjadi bahan ghibahan Feral dan Zetta muncul dengan membawa nampan berisi camilan dan minuman segar membuat Feral beringsut sendiri. Kalau sampai wanita itu merajuk bisa-bisa Feral tidak bisa tidur tujuh hari tujuh malam. "Enggak, Mami. Mami itu the one and only woman i love. Nothing else," rayunya seraya menarik pinggang Sharena yang sedang meletakkan nampannya di atas meja hingga hampir kehilangan keseimbangan.

Adegan kedua orang tuanya itu membuat Zetta memutar matanya dengan malas. Telenovela episode dua ribu lima ratus lima puluh sembilan telah dimulai.

"Kamu juga, Zetta! Jangan mengada-ngada! Dari pada kamu nyuruh Papi nikah lagi, urus itu perjodohan kamu! Sebentar lagi kan Grandpa pulang," peringat Sharena dengan tegas. Anaknya itu memang sudah keterlaluan. Bisa-bisanya mengingkari janji pada orang tuanya sendiri.

Hal paling horor bagi Zetta adalah peringatan-peringatan dari maminya. Setiap berbicara dengan wanita itu selalu membuat bulu kuduk Zetta berdiri dengan mudahnya. Tamat sudah riwayatnya. Zetta pun bahkan sampai tak bisa berkata-kata lagi. Mulutnya mengaga, tapi sepatah kata pun tak mampu keluar dari mulutnya.

🍂

Di kediaman keluarga Danendra Marvel berdiri di ambang pintu kamar Alfa sambil menggenggam secangkir kopi. Pria paruh baya yang masih terlihat tampan dengan rambut klimis itu memperhatikan setiap gerak-gerik putranya yang sedang mengopres lebam di pipi. Tatapannya dingin tanpa ada kehangatan. "Sudah puas berantemnya?" Sindir Marvel pada putranya itu.

Spontan Alfa menghentikan aktifitasnya sembari menatap wajah angkuh Marvel yang hampir mirip dengannya. "Aku nggak pernah puas sebelum musuhku sekarat di tanganku sendiri," ucap Alfa dengan angkuhnya.

Marvel pun tertawa remeh seraya melangkah mendekati Alfa dan duduk di sebelahnya dengan meletakkan kopinya di atas nakas. "Jangan sombong-sombong kamu. Baru berkelahi begitu saja sudah babak belur. Bagaimana kalau menghadapi kolega-kolega Papa nanti?" sindir Marvel.

SAVAGE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang