15. Lady Rose

17.4K 1.9K 65
                                    

Play | Ariana Grande- dangerous woman

———————————

🍂

Semenjak Zetta diskors suasana kelas XI IPA1 SMA Pelita tak seramai biasanya. Tidak ada yang teriak-teriak, tidak ada yang heboh setiap mengerjakan PR, dan Putra merasa ada yang kurang karena tidak mengerjakan tugas Zetta. Laki-laki itu memang terlalu baik.

Dave yang sedang menghapus papan tulis merasa sunyi tidak mendengar celotehan-celotehan tak berfaedah dari Zetta. "Nona bosnya Falconer ada ngabarin kalian nggak?" tanyanya pada teman-teman satu gengnya yang sedang ngerumpi di pojokan kelas. Mereka pun menjawab dengan gelengan kepala.

"Jangan-jangan Nona bos diungsikan ke Wuhan sama bonyoknya," jawab Vano spontan dan langsung mendapat tonyoran dari Marcel yang baru datang.

"Bacot lo kalau ngomong ngalah-ngalahin Zetta aja, Van!" celetuk Marcel. Vano pun berdecak kesal seraya mengusap kepalanya.

"Lo kan paling deket sama Zetta, Cel pasti tahu dong tuh anak ke mana?" tanya Nichole yang sedang merapikan jambul katulistiwanya. Dia juga tak mau ketinggalan membahas ketuanya yang super menyebalkan itu.

"Dia diskors satu minggu," jawab Marcel seraya duduk di sebelah Nichole.

Mereka sudah tidak kaget lagi dengan berita yang dibawa Marcel. Terlebih Putra. Laki-laki itu geleng-geleng kepala dengan nasib Zetta. Setiap Zetta membuat ulah dia hanya menunggu-nunggu kapan gadis itu diskors. Dan ternyata tibalah waktunya.

"Jadi kangen sama bacotannya Zetta yang kalau ngomong suka bener. Cocok tuh buat jadi kritikus DPR, atau jubirnya presiden. Kalau nggak jurkam lah minimal," celetuk Nichole asal.

"Bener tuh. Suka heran gue sama tuh anak. Cakep-cakep kelakuannya kayak Dajjal," sambung Dave. Enteng sekali dia mengatai ketuanya sendiri.

"Zetta tuh ngeselin doang. Gitu-gitu masih tahu mana dosa mana kaga. Kalau menurut gue aslinya tuh anak juga pinter. Yang kayak Dajjal tuh si Nenek sihir Gwen. Otak sampai akhlaknya mines semua," sambung Nichole. Gwen adalah kakak kelasnya yang menjadi primadona sekolah karena menjadi pelanggan ruang BK. Bisa-bisanya dia membahas Zetta langsung merembet sampai Gwen.

"Mending Nenek Sihir masih ada cakepnya dikit, dari pada Jubaedah si kesemek? Udah tampang mines, akhlak mines dempul doang ditebelin imannya kaga," ucap Dave dengan jahatnya. Memang laki-laki kalau bicara suka lupa disaring. Bahkan lebih julid dari pada perempuan.

"Cewek emang gitu. Ada yang good looking eh, attitudenya kaga ada. Ada yang good attitude, tapi lookingnya... ya gitu deh. Kayak gebetannya Vano. Pinter, sih... attitude juga oke. Tapi, lookingnya? Ppffft---" Nichole tak tega melanjutkan ucapannya lantas tertawa nyaring menghina gadis yang dia maksud.

Vano yang tidak terima pujaan hatinya dihina oleh Dave langsung mendorong Dave dengan kasar. "Kampretlo, Dave! Lihat aja ntar kalau udah glow up!" bantah Vano.

"Kalau glow up seleranya bukan lo lagi! Belum glow up aja lo ditolak mentah-mentah," sambung Dave sama tergelaknya seperti Nichole.

"Kalau menurut gue cewek itu bukannya nolak Vano, dia aja suka liatin Vano dari jauh. Kayaknya dia juga suka sama Vano. Tapi, nggak nyaman karena Vano anak geng. Dia cuma takut salah pergaulan.

SAVAGE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang