24. Don't Cry

13.4K 1.7K 191
                                    

Play|Gun's And Roses-Don't cry

Hay, guys... Apa kabar?

Masih stay sama Nona Bos Zetta nggak nih?

Apa sih alasan kalian mau baca sampai part ini?

Serius, aku kepo apa motif kalian mau baca cerita ini  😂

——————————————

🍂

Alfa memutar kemudianya entah kemana. Laki-laki itu memelankan laju mobilnya sambil sesekali melirik Zetta yang duduk di sebelah kirinya. Aneh. Itulah yang ada di pikiran Alfa tentang Zetta.

Tak biasanya gadis licik itu diam tanpa suara. Pandangannya kosong menatap jalanan seraya menggigit-gigit kuku jarinya. Mungkin saja patah hati telah mengubah sikap barbarnya.

"Bisa cepet dikit nggak nyetirnya? Kalau nggak bisa nyetir biar gue aja yang nyetir!"

Pikiran Alfa tidak sepenuhnya benar. Gadis itu tetap saja menjadi gadis menyebalkan seperti biasanya. Bahkan di saat patah hati. Ya, Alfa bisa melihat ekspresi kekecewaan Zetta ketika memandang sesosok laki-laki yang bermesraan dengan perempuan di depan butik tadi. Alfa memang tidak bisa melihat wajah laki-laki itu, tapi dia yakin laki-laki itu lebih dewasa darinya terlihat dari pakaian yang dia kenakan. Mirip seseorang yang dia kenal.

"Masalahnya gue nggak tahu lo mau dibawa kemana, Emprit rese?" tanya Alfa dengan kesal. Pasalnya Zetta hanya menyuruh Alfa untuk putar balik, tapi tidak mau pulang ke rumah. Tidak mungkin kan Alfa membawanya ke hotel?

"Kemana aja yang bikin gue seneng. Kalau lo pinter lo pasti tahu."

"Gue bukan dukun yang bisa baca pikiran orang!" sinis Alfa.

"Ya udah, berarti lo emang bego. Dukun yang nggak sekolah aja tahu nyenengin orang, lo yang disekolahin malah dibego-begoin!"

Entah kata bego ke berapa yang Alfa dengar semenjak dia mengenal Zetta. Rasanya ingin sekali menjejali mulut laknat itu biar diam. Tentu saja Alfa tidak terima dibilang bego oleh musuhnya. Tanpa aba-aba laki-laki itu tancap gas melajukan mobil mewahnya hingga 150km/jam. Itu belum seberapa dibanding kebiasaannya yang sanggup mengendarai mobilnya hingga 170km/jam bahkan lebih.

"Heh, Gledek! Gue masih pengen hidup, ya!"

Alfa benar-benar tak tahu lagi apa mau gadis titisan Nyi Blorong itu. "Tadi kan lo sendiri yang nyuruh gue cepetan." Memang selalu serba salah jika melakukan sesuatu untuk Zetta. Keinginannya itu sulit sekali ditebak.

"Ya nggak ngebut juga, kali."

Alfa sudah menulikan pendengaran untuk semua ucapan Zetta. Kalau dia tidak segera membuat keputusan sendiri, Zetta pasti semakin rewel. "Udah, lo diem aja. Katanya nyari tempat yang bikin lo seneng."

"Kemana?" Zetta mulai khawatir. Jangan-jangan Alfa mengajaknya ke tempat yang iya-iya. Bisa gawat urusannya kalau memang benar. Bisa-bisa Zetta dicoret dari KK Papi Feral.

"Ke neraka. Biar ketemu sama setan. Seneng kan lo ketemu saudara?"

Mata Zetta langsung menatap Alfa dengan tajam seolah matanya mampu mengeluarkan sinar laser. Suasana hatinya sedang tidak baik, bisa-bisanya Alfa menambah keruh. "Lo nyebelin banget sih, Geldek!"

"Mirror, please. Lo lebih nyebelin, Emprit!" Dan kali ini ucapan Alfa memang benar. Zetta lebih menyebalkan.

🍂

SAVAGE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang