40. Step by Step

10.3K 1.4K 153
                                    


Play| Beautiful in white

Hay, gangs...

Masih sanggup baca sampai part ini?

Aku harap sih gitu, semoga aja kalian nggak bosen nungguin ceritanya Zetta.😊

Siap-siap tekan tombol bintang sama penuhi line komentarnya ya biar cerita ini tambah rame.
Biar aku juga ada alasan buat update terus 😄

——————————————

🍂

"Itu memang jaket dan pin kelompok kami, Pak. Tapi, mereka bukan anggota kami. Kami bisa buktikan. Dan apakah Bapak sudah chek sidik jari yang melekat di pin tersebut? Bisa saja ada orang yang menyalahgunakannya." Excel tengah berhadapan dengan polisi bersama Alfa. Alfa yang otaknya buntu sudah panas dingin medengar jawaban Excel.

Polisi sudah mendapatkan bukti pengeroyokan Sapi'i berupa rekaman CCTV dan pin yang terjatuh di tempat kejadian. Kasus tersebut baru diusut karena tidak ada yang berani melapor sebelumnya. Sampai akhirnya Zetta menunggu waktu yang aman untuk bergerak, barulah dia melimpahkan bukti-bukti yang dia dapat.

Alfa tak menyangka Zetta benar-benar melaporkannya. Padahal dia sudah berusaha bersikap manis, Zetta masih saja mengibarkan perang padanya. Semoga saja Excel bisa diandalkan sebagai juru bicaranya. Kalau sampai Excel salah bicara, tamatlah riwayat Alfa.

"Maksudnya kalian mencurigai ada orang yang mengkambing hitamkan kelompok kalian?" tanya polisi yang tengah berhadapan dengan mereka.

"Iya, Pak. Kami pastikan kelompok kami kooperatif selama penyidikan. Jadi, kami harap pihak kepolisian lebih detail untuk masalah ini." Bukannya meremehkan penyidikan polisi, hanya saja Excel berusaha untuk tak memberi jeda polisi mencari-cari kesalahan gengnya. Biasanya polisi hanya melihat sebuah perkumpulan anak muda sebagai hal negatif dan tidak mau medengar aspirasi mereka.

"Baiklah. Akan kami tindak lanjuti," ujar polisi itu.

Tak mau menunggu lama, Excel harus segera menyelesaikan kasus itu. "Hari ini juga saya bisa memberikan bukti otak di balik kasus itu, Pak."

Polisi-polisi itu menatap Excel dengan antusias. Mereka merasa terbantu jika memang Excel memiliki bukti yang kuat. "Apa kamu benar-benar punya buktinya. Kalau kalian menuduh tanpa bukti bisa terkena pasal pencemaran nama baik."

"Kalau bukti kami cukup kuat apa kami juga bisa melaporkan kembali atas dasar pencemaran nama baik?"

Alfa langsung memelotot pada Excel. Kalau memang begitu, Zetta bisa dilaporkan balik. Dan Alfa tak mau itu terjadi. "Cel!"

Enggan menanggapi Alfa, Excel memilih fokus pada polisi-polisi di depannya. "Saya tidak akan seyakin ini jika tidak memiliki bukti yang kuat. Pertama, tepat tanggal kejadian pengeroyokan korban, kehilangan tiga jaket dan kebetulan kelompok kami sedang mengadakan pertemuan dan tidak ada yang absen. Ini kami tunjukkan daftar hadir anggota kami setiap melakukan pertemuan." Excel menyerahkan buku besar. Beberapa lembar tintanya mulai memudar menandakan tanggal yang tertulis itu sesuai.

Kedua, pin kami hanya dipasang di tas masing-masing. Tidak berguna kalau kami melakukan pengeroyokan membawa tas. Jadi, kemungkinan tidak akan jatuh di lokasi itu.

Ketiga, kami mencetak pin itu dalam jumlah banyak dan sisanya masih saya simpan. Di CCTV rumah saya terekam ada seseorang yang sengaja mengambilnya. Awalnya saya tidak tahu untuk apa, tapi setelah ada kejadian ini, saya rasa saya berhak mencurigai." Excel menyerahkan flasdisk pada polisi untuk menunjukkan rekaman CCTV yang dia maksud.

SAVAGE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang