Selamat membaca!🍂
Pemakaman Fisa berjalan dengan khidmat. Mereka ikut mengantarkan Fisa ketempat peristirahatan terakhirnya.
Gefa daritadi hanya diam dengan pandangan kosong. Orang-orang sudah berlalu dan hanya menyisakan Gress, Deral dan juga Gefa disana yang tidak beranjak.
Orangtua Fisa baru saja pulang, mereka mengatakan bahwa akan menetap di Singapura dan sesekali berkunjung kemakam Fisa.
Gress terus saja mengusap bahu Gefa menyalurkan ketenangan, Gefa memang tidak menangis tersedu-sedu namun pandangannya terus menyorot kebatu nisan Fisa dengan tatapan kosong.
"Kak, hari udah mulai siang. Pulang yuk!" Bujuk Gress kesekian kalinya namun Gefa masih diam diposisinya.
"Gef, nggak baik lo terus terpuruk gini. Fisa nggak bakal tenang kalau lo terus seperti ini. Bangkit yah, gue yakin lo bisa!" Semangat Deral pada Gefa yang tengah termenung.
"Kalian balik duluan aja. Nanti gue pulang" ucap Gefa dengan pandangan yang terus mengarah pada makam basah Fisa.
"Ka-"
"Gress, kakak mohon. Tinggalin kakak sendiri" potong Gefa
Gress mengembuskan nafas sedih, dia menengok kearah Deral dan diangguki oleh laki-laki itu.
Gress bangkit berdiri dengan ragu, dia tidak tega meninggalkan kakaknya dalam kondisi seperti ini.
Deral menggengam tangan Gress dan mencoba memberikan pengertian lewat tatapan matanya seolah berkata 'semua baik-baik saja'. Beruntung Gress memahaminya kemudian mengangguk dan berlalu darisana.
Hening!
Hanya ada Gefa seorang diri disana dengan terus memandangi makan Fisa yang masih basah.
"Aku akan coba lepasin kamu sayang... berat rasanya bagiku untuk melakukan ini, namun mau tidak mau aku harus melakukannya. Yang tenang disana yah, jangan khawatirin aku disini. Karena aku akan berusaha bangkit dan mengikhlaskan kepergianmu Fis. Jangan pernah lupakan kenangan yang sudah kita lalui selama ini. Karena dengan itu kau akan terus mengingatku begitu juga denganku. Hatiku masih untukmu dan disini... terdapat namamu beserta kenangan kita yang aku simpat rapat ditempat tersendiri. Aku pamit, aku selalu mencintaimu. Aku tahu, Allah merencanakan yang terbaik dengan terjadinya kejadian ini. Pasti ada pelangi setelah badai menerpa. Aku akan sering berkunjung kesini dan jangan bosan dengan kedatanganku" Gefa menutup ucapannya dengan mencium nisan Fisa kemudian berlalu pergi setelah meletakan bunga mawar kuning, bunga favorit Fisa.
Gefa melangkah dengan berat, air matanya tak henti-henti turun. Dia sesekali menengok kebelakang kemakam Fisa dengan hati sesak.
Kenangan-kenangan yang sudah mereka jalani berputar diotaknya. Fisa- wanita yang sudah mengajarkannya arti sebuah cinta. Menemaninya ketika dia merasa sendiri dan selalu men-support dirinya ketika berada dalam keterpurukan. Lantas, harus kepada siapa dia membagi rasa sesak ini sekarang? Pegangannya untuk bersandar kini sudah tumbang dan membuat dirinya limbung ketika diterpa badai.
Gefa masuk kedalam mobilnya, kali ini yang dia butuhkan adalah kesunyian. Dia harus menangkan hati dan tubuhnya yang terasa penat.
■■■■■
Gress bergerak gusar. Sesekali berjalan mondar-mandir guna meredakan kecemasannya. Hari sudah petang dan belum ada tanda-tanda Gefa pulang.
Sore ini, teman-temannya datang kemari guna menghiburnya bahkan Jeje pun ikut bergabung sambil sesekali bertukar cerita.
Deral juga datang kemari dan sekarang laki-laki itu tengah bermain catur dengan ayahnya digazebo belakang rumahnya.
Teman-temannya juga sedang bersama Vani disana menyisakan dirinya dan juga Jeje yang masih duduk dikursi yang menghadap pintu utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Girl (END)
Teen Fiction•Manja •Polos •Lucu •Imut •Mungil •Cantik Kata-kata itu melekat pada gadis bernama Gressya Aurelidya B. dia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan sesosok Deral Brata Antapadi. __________________ •Galak •Cuek •Judes •Tampan •Tegas kata-kata itu...