0.9 || Benci?

33.9K 2.5K 144
                                    

Selamat   membaca!🍂

Gress tengah berdiam diri di balkon kamarnya, membuat rambutnya yang digerai tertepa angin malam yang dingin.

"Mama benar, tidak baik terlalu berharap banyak pada seseorang. Sebab suatu saat orang itu dapat mematahkan hati seseorang sedemikian rupa dan memberikan alasan sebesar apapun tidak ada lagi gunanya" gumam Gress yang entah sadar atau tidak air matanya sudah bercucuran membasahi pipi mulusnya.

"Gress harus kuat, Gress gaboleh terlihat lemah. Yah, jangan sampai karena laki-laki Gress seperti ini. Sadar Gress, banyak laki-laki yang tulus melebihi dia. Dia gak bisa seenaknya gini sama Gress" tekad Gress kuat dan menghapus air matanya kasar.

Gress menutup pintu balkon dan pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya yang sembab.

"Malam mama Gress!" Sapa Gress ceria sambil memeluk Vani dari belakang yang sedang masak makan malam.

Vani menoleh dan tersenyum sambil mencium pipi Gress yang menempel dibahunya,"kenapa hm? Tumben manja?"

"Ih mama, Gress kan kangen sama mama!" Wajah Gress memberenggut kesal

"Loh, mama kan enggak kemana-kemana sayang. Mama daritadi di rumah kok"

"Yah, ah itu deh. Mama masak apa?" Ujar Gress mengalihkan pembicaraan

"Nih, ayam kecap kesukaan kamu!"

Wajah Gress berbinar,"wahh enak nih. Gress tunggu dimeja makan yah"

Vani mengangguk dan melanjutkan acara memasaknya dengan ditemani oleh bik Num.

"Mama buruan dong, cacing diperut Gress udah meronta-ronta!" Teriak Gress dari meja makan.

"Aduh anak itu, kalo udah laper suka rewel" ujar Vani

"Udah biasa bu, non Gress emang suka gitu!" Kekeh bik Num

"Ayo bik, bawa ayam kecapnya sebelum dia makan kursi!" Canda Vani

"Nyonya bisa aja!" Ujar bik Num

Vani datang dan mulai menyusun makanan yang dia masak dimeja makan

"Bik Num, ajak mang Ujang sini. Kita makan bareng biar rame!"

"Tapi bu--"

"Udah, bik gapapa. Ayo sini makan cepet Gress laper nih" ujar Gress

Bik Num akhirnya menyetujuinya dan pergi memanggil suaminya.

"Gimana sayang?" Tanya Vani ketika Gress makan dengan lahap

"Hmptt, makanan mama emang the best deh!" Ujar Gress dengan mulut penuh makanan dan memberi acungan jempol pada Vani.

Suasana meja makan terasa hangat dengan sosok Gress yang sudah kembali dan tidak murung lagi.

■■■■■

Dilain tempat, Terdapat seorang pemuda yang duduk diam dikamarnya dengan pandangan menerawang. Laki-laki itu adalah Gefa. Dengan rumah yang sebelas duabelas dengan rumah mewah milik Deral. Dirinya kesepian dan tinggal dengan para pembantu.

Ayah Gefa sibuk dengan urusan bisnis dan sering keluar Negeri meninggalkan Gefa dan sesekali menengoknya dan setelah itu pergi lagi.

Ibunya entah pergi kemana, karena pada saat itu Gefa tidak mengetahui ibunya pergi kemana hanya saja ayahnya bilang bahwa ibunya ada urusan namun sampai Gefa sebesar inipun ibunya tidak pulang.

Yang Gefa tahu, sebelum ibunya pergi, ibunya sedang mengandung calon adiknya. Yang Gefa punya saat ini adalah poto sang ibu yang sudah kusam.

"Ma, mama dimana? Gefa kesepian tanpa mama. Ayah kayak enggak peduli lagi sama Gefa. Ayah sering ninggalin Gefa, Gefa kesepian mah. Andai mama masih disini, Gefa pasti bahagia apalagi ditambah adik Gefa!" Tanpa sadar mata yang selalu menatap tajam orang itu kini meneteskan air mata.

My Cute Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang