Selamat membaca!🍂
"Ada apa sayang?" Tanya Freedy yang baru pulang dari kantor dengan pakaian yang sembraut karena berlari, dirinya cemas ketika tadi menerima telpon dari Gress dengan suara Gress yang sesegukkan.
Freedy mematung melihat sang istri tengah terkulai lemas dengan darah yang berceceran kemana-kemana. Gress memangku kepala Vani yang membuat rok sekolahnya menjadi warna merah karena terdapat noda darah Vani.
"Yah, cepet bawa mama ke rumah sakit" ujar Gefa panik
Freedy tersadarkan dari keterkejutannya dan langsung menggendong Vani ala bridel style tanpa memperdulikan jas nya kotor yang terpenting adalah keselamatan istrinya.
Gress duduk dibangku belakang dengan memangku kepala Vani, sedangkan Gefa duduk disamping kemudi dan Freedy yang mengemudikan mobilnya seperti orang kesetanan tanpa menghiraukan pengemudi lain yang terlihat kesal
Air mata Gress tak henti-hentinya mengalir, kejadian ini sungguh tiba-tiba apalagi tragedi ini terjadi didepan kepalanya sendiri
Gress merapalkan do'a untuk keselamatan Vani, dia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya dia kehilangan sosok ibu yang amat dia sayang.
Akhirnya, setelah menempuh waktu kurang dari 15 menit mereka sampai dirumah sakit. Gefa langsung keluar dari mobil dan berteriak sekuat tenaganya memanggil perawat untuk membawa brankar
Para perawat yang mendengarnya terburu-buru mengambil brankar dan berlari kemobil Freedy.
"Mam, mama harus hiks.... kuat" ujar Gress sambil menggengam tangan Vani yang terasa dingin.
Vani dimasukan kedalam ruangan gawat darurat, Gress, Gefa juga Freddy menunggu diluar dengan kekalutan dalam diri mereka masing-masing.
Gress terduduk dibangku tunggu dengan lemas, dia diam dengan pandangan lurus kedepan, air matanya terus mengalir juga pakaian yang acak-acakan bahkan belum sempat untuk berganti
Gefa bersandar pada dinding rumah sakit, dia terus saja menduga-duga pikiran buruk yang akan terjadi dan semoga saja itu semua tidak menjadi nyata.
Gress masih saja bungkam dan menatap kedepan dengan kosong. Gefa yang menyadari tingkah Gress pun mendekat.
"Dek, yang sabar yah... kita doain semoga mama enggak papa" ujar Gefa yang sama-sama sedihnya dengan Gress. Terlebih Freedy yang masih syok dengan tragedi yang menimpa keluarganya
"Gef, mama kok bisa jatuh?" Tanya Freedy yang ingin mengetahui penyebabnya
"Tadi mama mau turun tangga yah, terus ada minyak ditangga jadi mama kepeleset dan jatuh guling-guling kebawah" jelas Gefa sesuai kronologi yang terjadi
"Kok bisa ada minyak?" Heran Freedy
Tiba-tiba bik Num juga mang Ujang datang dengan tergesa-gesa.
"Huh...huh... maafkan saya pak" ujar bik Num yang masih menormalkan nafasnya setelah berlari
"Maaf?" Bingung Freedy
Bik Num menundukkan kepalanya merasa bersalah,"sebenarnya tadi saya habis dari lantai 2 bawa segelas minyak untuk mengobati burung yang terluka ditaman belakang, namun baru sampai ditangga gelas itu bocor kemudian saya pergi kedapur untuk mengambil lap pel. Namun, ibu terlebih dahulu turun jadi saya tidak sempat mengelapnya. Maaf... maafkan saya.... jangan pecat saya pak" ujar bik Num sambil menangis
"Maafkan istri saya, juga kelalaian kami dalam menjalankan tugas pak" sambung mang Ujang
Freedy mengangguk mengerti,"sudah! Semuanya tidak ada yang salah. Ini murni karena takdir tuhan, doakan saja istri saya cepat sembuh" jawab Freedy
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Girl (END)
Teen Fiction•Manja •Polos •Lucu •Imut •Mungil •Cantik Kata-kata itu melekat pada gadis bernama Gressya Aurelidya B. dia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan sesosok Deral Brata Antapadi. __________________ •Galak •Cuek •Judes •Tampan •Tegas kata-kata itu...