2.5 || Boneka patrick

21.9K 1.6K 58
                                    

Selamat   membaca!🍂

Hari sudah menjelang sore, Gress tengah duduk dikasurnya menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus dari kaca balkonnya yang terbuka.

Seharian ini Gress mendiamkan Gefa, sebenarnya jauh dilubuk hatinya merasa kasihan kepada Gefa.

Gress sadar, bahwa Gefa berniat baik padanya dengan memeriahkan hari jadinya bersama Deral. Ah, rasanya Gress merasa  bersalah padanya

Gress berjalan kearah kamar Gefa dengan langkah pelan, dia melihat Gefa tengah duduk ditepian kasurnya dengan pandangan yang menerawang jauh.

Gress berjalan pelan dan sebisa mungkin tidak menimbulkan bunyi. Gress langsung menubrukkan badannya kepunggung tegap Gefa, memeluknya erat.

Gefa sendiri merasa terkejut saat ada seseorang yang tiba-tiba memeluknya. Namun, dia hafal wangi rambut ini adalah adiknya.

Gefa merasakan punggungnya basah, Gress menangis dipunggung Gefa. Gefa membalikkan badannya dan membawa Gress untuk duduk dipangkuannya

"Kenapa hm? Kok nangis?" Tanya Gefa lembut sambil merapihkan rambut Gress yang terkena air matanya

"Hiks... maafin Gress yang udah diemin kakak. Gress bukan adik yang baik buat kakak, padahal niat kakak baik sama Gress. Gress kekanak-kanakkan hiks... maafin Gress kak, jangan marah sama Gress ...hiks" Gress memeluk leher Gefa erat

Gefa tersenyum menenangkan, "kamu udah jadi adik kakak yang baik. Kakak bersyukur punya adik seperti kamu, waktu itu kakak pengen banget punya adik kayak kamu..lucu" Gefa mencubit kecil pipi Gress sambil menghapus jejak air mata yang mengalir dipipi adiknya.

"Kakak enggak marah kan sama Gress?"

"Enggak dek, kakak yang harusnya minta maaf sama kamu. Udah yah yang udah-udah, kita nikmati aja waktu sekarang" bujuk Gefa yang diangguki Gress

"Maafin Gress, Gress sayang banget sama kakak" Gress memeluk erat Gefa

Gefa membalasnya tak kalah erat, "Kakak juga enggak kalah sayang banget sama kamu"

Dan berakhirlah sepasang adik-kakak itu saling berpelukan menyalurkan kasih sayang yang membelenggu dalam hati mereka.

Diambang pintu, terdapat Vani dan juga Freedy yang baru pulang kerja menyaksikan tingkah laku anak-anak mereka.

"Aku bersyukur mas, punya anak selucu Gress juga sebaik Gefa" ujar Vani dengan senyuman yang tak luntur diwajahnya.

"Aku juga, makasih karena kamu masih menerimaku. Aku bersyukur memiliki istri sepertimu dan anak-anak sebaik Gress juga Gefa" Freedy memeluk Vani erat

■■■■■

Deral berniat pergi kerumah Gress, karena seharian ini dirinya tidak bertemu dengan sang pacar. Hanya mengabari lewat WA saja.

Rindu rasanya, jadi begini rasanya kasmaran ini. Indah sekali, pikir Deral

Dia memakai jaket levis dipadukan dengan kaos putih polos juga jelana jeans hitam dengan sepatu senada.

Saat akan menuju garasi, dirinya dicegat oleh Haris.

"Mau kemana bang?" Tanyanya

"Mau ke rumah pacar dong pah, papa kayak enggak pernah masa muda aja"

"Yang udah jadian mah beda yah, kayak ada sombong-sombongnya gitu" cibir Haris

"Plis pah, jangan kayak iklan deh" malas Deral

"Yaudah sana pergi"

"Papa ngusir gitu?"

"Enggak"

My Cute Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang