3.6 || Ares lagi

17.4K 1.1K 34
                                    

Selamat     membaca!🍂

"Kak Deral ngapain disini? Lepasin ih" kesal Gress sambil mendorong tubuh Deral menjauh, karena dorongan Gress mau tak mau Deral mengalah dengan melepaskan pelukannya pada Gress.

"Aku kesini mau jelasin semuanya sama kamu, please dengerin aku dulu. Kamu enggak mau kan? Masalah ini berlarut-larut?mohon Deral

Gress masih bungkam, tidak mengiyakan ataupun menolak, diam-diam Deral menghembuskan nafasnya untuk mengurangi rasa canggung diantara mereka

Deral mulai menggengam tangan Gress yang masih memegang sisir, "dengerin aku yah?" Pintanya yang membawa Gress duduk dikursi rias sedangkan dirinya duduk bersila diatas karpet

"Jangan bohong" peringat Gress sambil menajamkan matanya yang membuat Deral terkekeh kecil, bukannya takut tapi malah membuat dia gemas. Karena Gress sudah melotot seolah memerintahkan Deral berhenti tertawa akhirnya dia sekuat mungkin menahannya. Takutnya nanti sebelum menjelaskan dirinya sudah diusir duluan

"Jadi gini-"

Flashback on

Deral menyeret lengan Aril dan membawanya ketaman belakang. Bahkan mereka tidak bersentuhan kulit sekalipun karena rasa jijik mendominasi Deral. Membawa Aril kesini pun dia hanya memegang bajunya saja, tak berperikemanusiaan memang, namun apalah daya ketika melihat wajahnya saja dia muak

"Ada apa Dear? Kok narik-narik aku?" Tanya Aril dengan nada seolah dibuat manja

Deral menepuk-nepuk tangannya seolah sedang membersihkan kotoran yang menempel ditangannya. Aril tentu saja tidak terima namun sebisa mungkin dia tahan untuk tidak memaki Deral yang notabene tambatan hatinya

"Jauhi gue" 2 kata dari Deral langsung membuat Aril menoleh cepat padanya

"Aku enggak bisa Dear, kamu itu cuma milik aku! Enggak boleh ada siapapun orang yang memiliki kamu selain aku" ujar Aril yakin

"Oh yah? Terus gue harus merasa tersanjung?" Ujar Deral meremehkan

Aril menggeram marah,"lihat saja! Akan kubuat kau bertekuk lutut padaku" ancam Aril

"Terus gue harus merasa takut? Oh yah, lo jangan pernah gangguin pacar gue, gimanapun dia 1000% jauh lebih baik daripada lo! Sebelum lo suka sama gue, cari tahu dulu deh kriteria sosok pasangan gue itu seperti apa agar gue enggak jijik ngeliat sikap lo yang banyak dipasar loak" ujar Deral sarkatis

Kemarahan dalam diri Aril mulai terpancing, dia tidak terima direndahkan seperti ini oleh Deral. Obsesi memang, jika dirinya ingin memiliki Deral seutuhnya dengan menghalalkan segala cara, namun mau bagaimana lagi hatinya seolah buntu juga pikirannya yang kehabisan akal.

"Jangan merendahkanku seperti itu" peringat Aril

"Terus? Lo mau gue puji? Bagian mana yang harus gue puji? Sikap? Attitude? Tingkah laku? Semuanya nol besar! Masih ada lagi yang harus gue tilai atau gue puji?" Tantang Deral

"Inget yah, gue itu kakak kelas lo" peringat Aril geram

Deral tertawa remeh,"oh iya gue lupa! Gue kira lo enggak disekolahin karena attitude lo yang rendah. Gue inget sekarang kalau lo itu sekolah disini, fyi kemana ajaran yang diajarkan guru tentang pola tingkah laku itu pergi? Jangan ngemis perasaan seperti orang miskin. Karena gue bukan orang yang baik dengan memberikan hati gue cuma-cuma untuk orang seperti lo"

"Gue ingetin lagi, jangan lo ganggu gue lagi. Gue udah bahagia sama pacar gue, jadi medusa kayak lo enggak pantas masuk dihubungan asmara gue. Jauh-jauh dari gue dan pergi. Awas aja lo nampakin diri lo yang kayak cabe duyung dihadapan gue. Gue muak sama lo" sambung Deral yang meninggalkan Aril ditaman belakang yang sedang menggeram menahan amarah

My Cute Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang