5.4 || Perkembangan

13.9K 1K 11
                                    

Selamat   membaca!🍂

Hari-hari berlalu dan bisnis jualan online yang didirikan Gress juga bu Iza mengalami perkembangan. Setiap hari, kue yang mereka jual banyak diminati pelanggan sehingga membuat mereka selalu kebanjiran pesanan.

Dan hasil dari bisnis jualan kue itu mereka selalu menyisihkannya sedikit demi sedikit untuk ditabung dan juga untuk kebutuhan sehari-hari. Gress selalu bekerja keras dan bersemangat saat menjual kue dan dari upah antarnya itu dia berhasil membeli ponsel baru karena merasa tidak enak jika terus-menerus menggunakan ponsel bu Iza.

Gress berjalan sambil bersenandung dan sesekali bertukar sapa dan tersenyum ramah pada tetangga yang menyapanya.

Gress melihat siluet tubuh pak Yosa dan sepertinya baru pulang dari laut. Dengan masih menenteng belanjaan ditangannya, Gress berlari menyusul pak Yosa yang sedang berjalan kearah rumah mereka.

"Bapak" sapa Gress mengagetkan pak Yosa akibat kedatangannya yang tiba-tiba.

"Lho neng, darimana?" Tanya pak Yosa heran

"Tadi habis dari warung depan pak, beli susu karena dirumah susu kalengnya abis" jelas Gress

"Susu? Buat apa?"

"Gress sama ibu lagi bikin salad buah, tadi kebetulan pas mau pulang setelah ngantar pesanan, Gress lewat pasar. Jadi yah, sekalian belanja keperluan sama buah-buahan segar" jelasnya

"Jangan terlalu capek yah neng, bapak jadi ngerasa nggak enak"

"Lho nggak enak kenapa? Gress ikhlas kok bantuinnya. Lagian Gress juga kan numpang, nggak enak cuma malas-malasan aja" kekeuhnya

Pak Yosa tersenyum dan mengusap kepala Gress lembut. mereka bersyukur ketika dipertemukan dengan sosok Gress yang berhati baik.

Kehadiran Gress, seolah membawa hari-hari mereka berwarna. Walaupun mereka yakin bahwa Gress bukanlah anak dari kalangan biasa dengan pakaian yang melekat padanya ketika diawal mereka menemukannya.

Namun, Gress tidak pernah mengeluh ketika hidupnya berbanding terbalik 180° dari hidupnya di kota sana.

Pak Yosa amat sangat berterimakasih pada tuhan, karena berkat-Nya mereka bisa merasakan bagaimana menjadi sosok orangtua bahkan istrinya itu selalu bercerita bahwa rumah mereka kini selalu ramai dengan tingkah laku yang Gress perbuat. Mereka bahkan sudah menganggap Gress sebagai anak mereka sendiri.

"Yaudah, Ayok! Bapak udah haus nih" ajaknya bersemangat

"Etsss, tunggu dulu! Hari ini bapak nggak boleh minum kopi. Jangan keseringan pak, nggak baik buat kesehatan. Sebagai gantinya Gress ambilin salad buat bapak sekaligus kue yang tadi kami buat. TUNGGU BENTAR PAK" ujar Gress sambil masuk kedalam rumah meninggalkan pak Yosa yang tengah menyimpan peralatan mancingnya.

"Ada apa neng? kok teriak? Susu nya udah dapet?" Tanya bu Iza sambil memasukkan buah-buahan yang sudah dipotong dadu-dadu untuk dicampur dengan susu beserta mayonais.

"Nih udah bu, bapak udah pulang tuh"

"Yaudah, tunggu sebentar. Kamu tunggu diruang tengah aja neng"

"Nggak ah, Gress mau bantuin ibu"

Setelah semuanya siap, Gress menghidangkan salad buah itu kedalam mangkuk kecil beserta kue yang tadi mereka buat ke ruang tengah. Disana, dia melihat pak Yosa yang tengah memijat lengannya seperti kelelahan.

"Kenapa pak?" Tanya Gress sambil menyimpan nampan yang dibawanya ke meja

"Tadi bapak terlalu tiba-tiba ngangkat pancingannya, dan alhasil tangan bapak sakit neng" jelas pak Yosa

My Cute Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang