4.1 || Bohong

15.3K 1.1K 38
                                    

Selamat   membaca!🍂

Gefa terkekeh melihat mimik muka Gress yang seolah tengah berlaga galak padanya, "dek, kakak minta maaf sama kamu.... atas semua keegoisan rencana kakak ini. Kamu benar, tidak seharusnya kakak lepas tanggung jawab seperti ini. Karena bagaimanapun kamu lah adik kakak satu-satunya juga kakak udah berjanji pada alm. Kak Gendra buat jagaian kamu. Kakak minta maaf" ujarnya tulus dan menambah erat pelukannya pada Gress

"kakak salah dengan membebankan ayah yang terbilang sudah rela banting tulang buat keluarga kita. Tapi apa? Kakak malah bikin kecewa ayah dibandingkan buat ayah bangga! Kakak merasa enggak berguna tahu enggak dek"

Gress sudah tidak bisa lagi membendung air matanya, dia membalas memeluk Gefa erat. "Kakak enggak salah, lagian kita disini sama-sama egois dengan mempertahankan ego kita masing-masing yang menurut kita benar. Udahlah, lagian semuanya sudah clear bukan?"

"Kakak minta maaf dek, kakak belum bisa jadi kakak yang baik buat kamu. Kakak tidak bisa bersikap dewasa dalam menyikapi masalah. Kakak pengecut..... kakak sudah melukai hati keluarga kakak yang membesarkan kakak dari kecil dan kakak bodohmu ini tidak tahu balas budi. Maaf. Maaf. Maaf. Dek! Kamu boleh pukul kakak, tegur kakak, tapi kakak mohon jangan bersikap dingin pada kakak. Kakak sedih Gress, kakak enggak punya tempat bercurah kesah lagi. Kamu yang selalu ada buat kakak Gress bukan .... Fisa" jelas Gefa dengan suara serak menahan tangis

"Udah kak, Gress minta maaf juga karena belakangan ini jadi adik durhaka buat kakak. Gress emang enggak pantes menyandang gelar adik terbaik. Gress salah kak, Gress juga minta maaf.... hiks" ujar Gress dengan membenamkan wajahnya pada dada Gefa

Gefa meregangkan pelukannya, "udah Gress. Kita disini sama-sama salah. Jadikan masalalu sebagai pelajaran dan tidak boleh sampai terulang. Sebagai sesama saudara kita diperkenankan untuk saling mengasihi, menyayangi saudaranya sendiri tanpa ada pertikaian diantara mereka. Dari situ kita dapat simpulkan bahwa setiap masalah yang diselesaikan dengan emosi tidak baik untuk kedepannya. Malah ujung-ujungnya penyesalan bukan?"

Gress menganguk membenarkan ucapan Gefa, inilah Gefa yang Gress kenal. Tidak ada bentakan yang keluar dari mulutnya, maupun kilatan amarah dalam matanya.

"Udah jangan nangis, kita pergi jalan-jalan mau?" Tawar Gefa yang sungguh menggiurkan dan sayang untuk ditolak

Mata Gress berbinar, lagian dia juga rindu menghabiskan waktu bersama Gefa belakangan ini,"kemana?" Tanyanya antusias

"Restoran gimana? Kulineran kita"

"Gress siap-siap dulu. Tunggu yah kak" ujarnya dan tak lupa mencium pipi Gefa

Gress langsung berlari menuju kamarnya dan Gefa yang tak memudarkan senyumnya. Akhirnya masalah ini pun selesai sudah. Jangan sampai ada lagi masalah yang menimpa mereka.....ya, semoga!

■■■■■

"Nah gitu dong akrab. Pada mau kemana?" Tanya Freedy memotong jalan Gress juga Gefa yang tengah berjalan sambil bergandengan tangan

"Kak Gefa mau trakrir Gress ayah. Gress izin ya mam, ayah" ujar Gress

"Yaudah hati-hati yah. Gefa jangan pulang malam" petuah Vani

"Siap mam, kita pergi dulu. Bye!" Pamit Gefa yang diikuti oleh Gress. Setelah itu mereka bergegas keluar dengan senyuman yang menghias indah wajah mereka.

"Baikan juga. Senang sayang?" Tanya Freedy sambil merangkul bahu Vani

"Tentu, aku gamau masalah ini terus berlanjur diantara anak-anak kita. Aku enggak tega mereka perang dingin kayak hari-hari sebelumnya" jelas Vani

My Cute Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang