4.2 || Kabar duka

17.5K 1.1K 12
                                    

Selamat     membaca!🍂

Sesuai yang diperintahkan Freedy beberapa hari lalu, Gefa sudah mengajak Fisa untuk bertatap muka langsung dengan kedua orangtuanya. Kini mereka sudah berkumpul diruang keluarga dengan Gefa juga Fisa yang duduk bersebelahan, dihadapan mereka ada Vani juga Freedy dan Gress yang duduk di single sofa.

Mata Freedy daritadi terus menelisik Fisa dari atas sampai bawah. Tidak menutup kemungkinan bahwa ini adalah kali pertamanya dia bertemu dengan tambatan hati putranya. Karena, jujur dulu dia disibukkan dengan pekerjaannya sehingga tidak tahu-menahu mengenai kisah asmara putranya.

"Kamu orang Indonesia asli?" Tanya Freedy tegas memulai sesi tanya

Tangan Fisa bertaut menahan gugup, jantungnya berdebar ketika diinterogasi oleh sang'calon' mertua.

"I-Iya om" gugup Fisa

"Udah lama berhubungan dengan Gefa?"

"Baru 3 tahun om"

"Terus, kenapa kamu tinggal di Singapura?" Heran Freedy

"Ayah saya dipindahkan tugasnya oleh kakek dari kantor sini untuk mengelola cabang yang ada di Singapura" jawab Fisa berusaha sebisa mungkin menutupi kegugupannya dengan menjelaskan semuanya tanpa ada bumbu kebohongan

Freedy mengangguk dan saling pandang dengan Vani, sedangkan Gress sudah ingin beranjak dari sana! Bosan rasanya melihat wajah Fisa jika saja dia tidak menghormati ayahnya.

"Gefa, kamu serius menjalani hubungan ini?" Tanya Freedy tegas

"Iya yah" jawab Gefa yakin

"Kelas berapa Fis?" Tanya Vani

"Fisa udah lulus SMA tan, karena ada program percepatan kelas jadi alhamdulillah bisa lolos. Makanya Fisa udah lulus duluan sebelum teman-teman Fisa. Jadi sekarang coba-coba bantu ayah dikantor sebelum nanti memutuskan lanjut apa enggaknya ke jenjang lebih tinggi"

"Wah, kamu pintar yah. Orangtua kamu pasti bangga" sahut Vani takjub yang dibalas senyuman kecil oleh Fisa

"Gress mau tanya, kenapa pas direstoran kak Gefa ngenalin Gress ke kak Fisa seolah-olah kak Fisa kenal sama Gress? Kak Gefa kan baru bertemu sama mama beberapa bulan yang lalu? Kalian bohong sama Gress?. Bicara aja jujur jangan menutup-nutupi segala" ujar Gress yang menanyakan kejanggalan kemarin

Wajah Gefa tegang, dia baru ingat bahwa saat direstoran dia mengenalkan Gress pada Fisa sebagai adik kecilnya dulu . Entah kenapa dia asal bicara waktu itu. Tapi, kenapa Fisa juga langsung mengiyakan?

"Yaampun dek, kakak asal nyebut aja waktu itu. Maaf yah" tak enak Gefa

"Aku juga nggak tahu, aku kira kamu anak kecil yang waktu itu bareng sama Gefa pas aku pamitan mau ke Singapura" sahut Fisa

"Oh itu anak tetangga Fis, bukan adek aku" jawab Gefa

Gress menatap keduanya dengan pandangan datar, dia melihat kedua orangtuanya yang hanya menyimak seolah tidak tahu permasalahan apa yang terjadi

"Kalian itu banyak ngelesnya" cibir Gress kesal

"Gress udah sayang, nggak baik bicara kayak gitu ah. Mama mau buat kue coklat mau bantu nggak?"

"Fisa bantu tan, boleh?"

"Boleh, ayo sayang"

"Nggak, Gress nggak mau! Kalian aja yang buat. Gress mau ke kamar" ujarnya datar

Vani tidak enak hati pada Fisa, "maaf yah nak Fisa. Tante gatau Gress kenapa, tumben-tumbenan dia bicara datar gitu"

Fisa tersenyum walau hatinya sedikit nyeri ketika melihat sikap Gress yang terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya padanya,"nggak papa tan. Fisa maklum" ujarnya

My Cute Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang