3.7 || Ujian Kenaikan

15.7K 1.1K 28
                                    

Selamat    membaca!🍂

Terhitung sudah, tepatnya besok sekolahan Gress akan mengadakan ujian kenaikan. Mau tidak mau, siap tidak siap para murid harus mempersiapkan dirinya juga otaknya untuk bergelut dengan soal-soal yang disediakan panitia.

Gress kini sudah lengkap dengan berpakaian santai dan menggendong tas sekolahnya. Hari sudah sore dan Gress berniat akan pergi ke caffe sekaligus bersantai disana sambil membaca buku yang akan menjadi bahan ulangan besok.

Gress menuruni tangga dan yang pertama dia lihat adalah Vani yang akan memasak dengan keadaan yang belum sepenuhnya sehat.

"Mama, jangan masak!" Peringat Gress sambil berlari kecil kearah Vani

"Lho, kamu mau kemana sayang?" Tanya Vani heran, pasalnya anak gadisnya berpakaian seperti ingin bepergian

"Gress mau ke caffe bentar mah, buat rilexin otak Gress sebelum tempur besok" jawabnya diiringi kekehan

"Yaudah, hati-hati yah. Sama siapa kesana nya?"

"Sendiri"

"Yaudah, berangkat gih" titah Vani, Gress mengangguk dan berniat pamit pada Vani. Namun, dia terdiam sebentar untuk berfikir seolah dirinya melupakan sesuatu?

Gress mengingatnya, dia harus melarang Vani memasak, payah sekali ingatannya untung saja masih disini.

"Mama jangan masak, kesehatan mama masih belum stabil. Gress khawatir sama mama, mana mama pakai kruk lagi, gimana kalau jatuh?" Cerocos Gress memperingati

"Enggak bakal-"

"Pokoknya enggak, bik Num jangan biarin mama masak yah. Kakinya masih sakit" ujar Gress

"Baik non" balas bik Num

"Mama istirahat yah, bentar lagi ayah pulang dari kantor" ujar Gress sambil membantu Vani yang berjalan dengan perlahan karena harus menggunakan kruk sebagai penopang tubuhnya.

"Kamu pergi sana, keburu malam entar" titah Vani yang diangguki Gress setelah memastikan kondisi Vani.

■■■■■

Gress tengah duduk dikursi caffe dekat jendela, menikmati suasana indahnya kota Jakarta dimalam hari. Dia sesekali menyesap susu coklatnya dengan mata yang masih terpokus pada buku catatan.

Matanya terus memahami setiap kata demi kata dan serangkaian kalimat guna membekas diotaknya untuk menjawab soal-soal yang akan dihadapinya besok.

Tiba-tiba handphone yang berada disakunya bergetar, disana tertulis nama Deral lah yang menelponnya

"Halo, kak? Ada apa?"

"Kamu dimana? Aku kerumah kamu kata tante Vani kamu lagi keluar. Keluar sama siapa? Enggak sama Ares kan?"

"Yaampun kak, Gress lagi di caffe buat bersantai bukan buat selingkuh" tanpa sadar Gress memanyunkan bibirnya kesal

"Caffe mana? Aku susulin"

"Ih jangan, belajar sana bukannya keluyuran. Entar enggak naik kelas gimana?"

"Tuh kan kamu lagi sama laki-laki yah makanya enggak mau aku susul. Udah kasih tahu caffe nya dimana, aku kesana dan jangan coba-coba buat kabur"

"Caffe xxxxx, udah ah ngeselin banget sih jadi orang" kesal Gress yang langsung mematikan handphonenya.

Gress meletakkan ponselnya dengan kesal dan melanjutkan acara membacanya walau dengan mood yang mendadak sedikit turun.

Tak lama, ada seseorang yang duduk dikursi sampingnya, tanpa menoleh pun Gress sudah tahu bahwa itu kekasihnya. Tercium dari bau parfum yang sering dikenakan laki-laki itu.

My Cute Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang