0.7 || Arti sebuah rasa

37.7K 2.8K 39
                                    

Selamat membaca!🍂

"Non, kata nyonya disuruh keruang keluarga!" Ujar bik Num sambil mengetuk pintu kamar nona mudanya itu.

Gress yang tengah bermanja-manja dengan kasur pun, dengan terpaksa turun dan menuruti perintah sang mama.

"Iya bik, entar Gress kesana!" Teriak Gress

Tidak ada lagi ketukan, yang berarti bik Num sudah pergi.

Gress merapihkan rambutnya yang keluar dari kepangan dan berjalan ke ruang tamu dimana sang mama berada.

"Hai ma!"

"Hai sayang, sini duduk disebelah mama!"

Gress mematuhi ucapan sang mama dan duduk sebelah Vani, Vani hanya tersenyum melihat kepatuhan sang anak.

"Mama mau ngomong apa?, kok panggil Gress kesini?"

Vani hanya tersenyum dan mengelus kepala Gress, "mama berhenti bekerja sayang"

4 kata itu langsung membuat mata Gress membola seketika.

"Loh kenapa ma?, apa sesuatu terjadi sama butik mama? Butik mama ada masalah? Ada yang korupsi? Gress bisa bantu mama kok buat cari dal--"

Vani meletakkan jari telunjuknya di bibir Gress,"engga sayang, mama berhenti bekerja karena mama mau pokus ngurusin kamu. Mencoba menjadi ibu yang baik sekaligus ayah bagi Gress. Mama tahu, mama terlalu egois dengan mementingkan karir mama dibandingin putri mama yang haus akan kasih sayang mama, maafin mama sayang"

Vani langsung menarik Gress kepelukannya dengan air mata yang sudah bercucuran tak terbendung lagi.

Gress pun sama, bahkan dia sudah mati-matian untuk tidak menangis, namun usahanya sia-sia. Bukan tangisan kesedihan, namun terharu bahwa yang diinginkannya terpenuhi, namun bolehkah dia egois seperti ini?

"Enggak ma, mama harus lanjutin karir mama. Bukankah mama bercita-cita mau menjadi desainer terkenal? Sekarang keinginan itu sudah ada di genggaman mama, kenapa mama harus sia-siain. Gress gamau menjadi penghalang karir mama ma.. hiks. Gress baik-baik aja kok kan disini ada bik Num yang selalu setia nemenin Gress" ujar Gress dengan sesegukan.

Vani menggeleng,"engga sayang. Karir mama itu no kesekian yang lebih penting itu kamu, Gress putri mama yang palllling berharga bagi mama. Mama rela kehilangan butik asalkan Gress tetap disamping mama. Mama gamau egois dengan terus bekerja dan menelantarkan putri mama. Mama pengen jadi tempat keluh kesah Gress setiap Gress ada masalah. Mama minta maaf karena engga mengurusi Gress ketika Gress masih bayi. Maafin mama sayang" ujar Vani sambil terisak.

Gress menggeleng, "engga ma, mama engga salah. Mama sudah Gress anggap sebagai hero dalam hidup Gress. Mama wanita kuat yang bisa menghidupi seorang anak tanpa ada orang yang menafkahi mama. Mama rela berjuang mempertahankan hidup mama demi menghidupi Gress. Maafin Gress yang belum bisa bahagiain mama...hiks"

"Sttt, itu udah jadi kewajiban mama sayang buat menghidupi Gress dengan jerih payah keringat mama sendiri. Selalu ceria yah sayang, jadi Gress yang mama kenal yang selalu bahagia, ceria dan tidak memendam perasaan sedih. Hanya itu kekuatan untuk mama, yaitu kebahagiaan kamu"

Gress mengangguk dalam pelukkan Vani, tampat ternyaman yang pernah Gress alami.

"Makasih mah, hiks.... makasih"

"Gak perlu terima kasih sayang" ujar Vani sambil menghapus sisa-sisa air mata di pipi bulat Gress.

Kejadian inipun, tak luput dari pandangan pasutri yang memandang Gress dan juga Vani dengan pandangan haru bercampur bahagia.
Pasutri itu adalah, mang Ujang dan juga bik Num, yang turut bahagia akhirnya nona mudanya itu bahagia.

My Cute Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang