Selamat membaca!🍂
Toktoktok
Pintu kamar Gress diketuk seseorang. Gress yang tengah bermanja ria dengan drakor kesukaannya dengan terpaksa harus mem-pause nya dan beranjak dari kasur.
"Eh mama, masuk ma!"
Vani hanya tersenyum membalas ucapan Gress,"mau ikut mama enggak?" Tanyanya
"Kemana? Ini udah malem loh ma!" Bingung Gress
"Kita makan malam diluar yah, sekali-kali jalan-jalan sama kamu ngabisin waktu luang!"
Mata Gress berbinar,"beneran? Oke tunggu mam, Gress ganti baju dulu"
Dengan secepat kilat Gress berlari ke walk in closet dan mengganti piyama tidur dengan setelan santai namun terkesan elegan jika dipakai Gress.
Muka Gress hanya ditaburi bedak dan juga liftint, kemudian menyisir rambutnya sebentar. Sesimple itu, karena Gress tidak mau mukanya tebal oleh makeup yang membuat orang mengira dirinya seperti badut, kan enggak banget.
"Udah?"
"Udah mam, yuk berangkat!" Ajak Gress dengan menggandeng lengan kiri Vani.
"Bahagia bener wajahnya!" Goda Vani saat melihat wajah Gress berseri-seri.
"Iya dong mam, udah lamakan kita enggak keluar malam gini!" Antusias Gress yang tanpa sadar membuat hati Vani berdenyut sakit.
Vani tersenyum pedih dan mengelus rambut Gress,"masuk ke mobil" ujarnya
"Siap kapten!" Semangat 45 Gress
"Mama nyetir sendiri?" Sambung Gress
"Iya, kasihan mang Ujang lagi tidur. Enggak enak ganggu!" Balas Vani
Diperjalanan tak henti-hentinya Gress mengoceh seperti radio yang membuat Vani menggelengkan kepalanya dan juga dibarengi dengan kekehan. Gress benar-benar menceritakan semua yang terjadi di sekolahnya, pertemanan Gress, dan tentu saja kisah percintaan Gress dengan Deral sekaligus meminta pendapat kedepannya mau bagaimana.
Vani menjadi pendengar setia, dengan sesekali memberikan nasihat bagi Gress.
Tak terasa, mereka tiba di restoran sederhana khas sunda. Karena Gress entah mengapa ingin mencobanya.
"Yuk mah, masuk!" Ajak Gress
Mereka duduk lesehan dengan meja dihadapannya. Restoran ini juga terkesan klasik, sederhana namun entah mengapa banyak pelanggan direstoran ini
"Mau pesan apa sayang?" Tanya Vani
"Gress mau beli ayam bakar, nasi liwet, sambelnya jangan pedes terus jus jeruknya 1" pesan Gress
Vani mengangguk, "eh mam, susu pisangnya yah jangan lupa!" Sambung Gress
Vani terkekeh,"iya bentar!"
Tak lama pelayan datang dengan buku mini ditangannya yang siap mencatat pesanan sang pembeli.
Mata Gress terfokus pada keluarga bahagia disebrang sana. Dengan orang tua yang mengapit lengan sang anak perempuan dan dihadapannya terdapat seorang laki-laki seperti kakak si perempuan.
Hati Gress berdenyut sakit, ketika membandingkan hidupnya dengan orang lain yang 100% berbeda. Kenapa mereka bisa merasakan kehangatan serta kebahagiaan dalam keluarga yang lengkap dan kenapa dirinya tidak? Sungguh takdir tidak adil namun Gress tak bisa mengubahnya. Karena hal itu mutlak kuasa sang ilahi.
Gress tersenyum pedih ketika melihat keluarga itu bercanda gurau menikmati kebersamaan yang menurut Gress itu adalah mahal dan sesuatu yang tidak ada harganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Girl (END)
Teen Fiction•Manja •Polos •Lucu •Imut •Mungil •Cantik Kata-kata itu melekat pada gadis bernama Gressya Aurelidya B. dia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan sesosok Deral Brata Antapadi. __________________ •Galak •Cuek •Judes •Tampan •Tegas kata-kata itu...