5.7 || Sebuah kemajuan

18K 1.1K 19
                                    

Selamat   membaca!🍂

"Halo Der? Apakah kamu sedang ada penerbangan hari ini?" Tanya Andin pada anaknya disebrang sana.

"Iya mah, Deral baru saja mendarat dan sekarang tengah beristirahat"

"Yah, sayang sekali! Mamah mau berbagi kabar bahagia sama kamu"

"Kabar bahagia? apa itu?" Tanya Deral heran

"Pokoknya kamu harus pulang dulu. Setelah kamu pulang, mamah bakal ceritain semuanya sama kamu. Oh yah, kamu penerbangan kemana hari ini?"

"Bali mah, kemudian dilanjut lagi ke makasar besok pagi"

"Yaudah kamu hati-hati yah jaga kesehatan. Jangan lupa, cepat pulang! Kabar Ini ada sangkut pautnya sama masa depan kamu" peringat Andin

"Ada apa sih mah? Jangan bikin Deral penasaran deh. Ngomong aja langsung disini"

"Nggak mau! Mamah mau cerita kalau kamu udah dirumah, sekalian ambil cuti beberapa hari oke!"

"Deral emang udah berencana mau ambil cuti mah, dan lusa Deral pulang"

"Baguslah kalau gitu, mamah tutup telponnya yah. Mamah mau kasih tahu papah dulu. Bye anakku!" Ujar Andin heboh dan mematikan telponnya.

Kemudian Andin langsung pergi menuju ruang kerja Haris untuk memberitahukan soal pertemuannya tadi dengan Gress.

Sangking senangnya tadi, dia sampai melupakan niat awalnya ingin mencicipi kue buatan Gress.

Tapi, sudahlah! Itu bisa lain waktu. Sekarang yang terpenting adalah, menantunya telah kembali dengan keadaan sehat sentosa.

■■■■■

"Kalian memasak tanpa Gress? Tega sekali" Ujar Gress sambil menghampiri mereka didapur. Disana ada bu Iza serta Vani yang tengah memasak bersama.

"Maaf neng, kami kira kamu belum bangun" sahut bu Iza dari dapur

"Benarkah itu? Kau bisa memasak sayang?" Tanya Vani tak percaya.

"Tentu mah, sekarang Gress sudah jago dan tak kalah dengan chef-chef ternama" bangga Gress sambil menyunggingkan senyumnya.

"Ah really? Mama meragukan hal itu" goda Vani. Dirinya memang sudah tahu cerita mengenai perkembangan Gress selama 4 tahun terakhir dari bu Iza.

Vani bangga? Tentu! Gress kecilnya kini sudah menjelma menjadi gadis dewasa dan mandiri. Dia tidak percaya, ternyata bakatnya dalam membuat kue kini menurun pada Gress dan karena otak cerdas yang dimiliki putrinya itu akhirnya resep-resep kue yang diajarkannya mengalami perkembangan.

"Mama tidak percaya padaku?" Kesal Gress

"Tentu saja tidak" kedua ibu-ibu itu terkekeh bersama.

"Baiklah, Gress akan membuktikannya nanti malam"

"Kami menunggu" sahut Vani dan tetap fokus pada masakannya.

Kemudian datang Freedy, pak Yosa dan juga Gefa dari arah tangga. Mereka duduk dikursi masing-masing dengan Freedy yang memimpin acara sarapan tersebut.

Mereka makan dengan khidmat, sesekali melempar obrolan mengisi acara sarapan itu.

"Neng, bapak sama ibu lusa pulang yah. Pabrik tidak ada yang mengelolanya" ujar bu Iza pada Gress yang tengah mengunyah makanan.

"Lho, cepat sekali! Tidak, kalian harus disini selama 1 minggu. Ayolah pak, bu! Pabrik biar nanti Gress cariin orang buat ngurusnya" balas Gress dengan muka memelas.

My Cute Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang