5.0 || Sensitif

17.3K 1.1K 44
                                        

Selamat   membaca!🍂

1 minggu sudah Deral uring-uringan tak jelas. Sudah 1 minggu pula belum ada kemajuan perihal keadaan Gress yang membuat Deral prustasi namun tak gentar untuk menyerah.

Satu minggu ini Deral sudah bulak-balik pergi ke bandara dan menanyai langsung pada tim sar dengan harapan agar Gress cepat ditemukan.

Keadaannya kacau sekarang, perihal makan pun dia akan lupa kalau saja tidak dipaksa dan diingatkan oleh Andin.

Kantung mata yang menghitam, rambut yang acak-acakan dan wajahnya kusut seperti orang yang kehilangan tujuan untuk hidup. Tubuhnya seperti tidak terurus.

Disekolah pun Deral sangat sensitif sekarang, ketika ada orang yang berbuat sedikit saja kesalahan dia akan membentaknya dan menyiramnya dengan kata-kata pedas yang sekarang ini kembali muncul setelah lama bersembunyi.

"Lho kenapa sih marah-marah mulu? Heran gue!" Tanya Bisma yang melihat wajah Deral keruh dan tidak pernah terlihat senyumnya dalam 1 minggu ini.

"Nggak, diem deh. Gausah banyak tanya!" Ujarnya ketus.

"Ye ditanya baik-baik malah galak. Sebel gue sama lo!" Gerutu Rian

"Bodoamat, kalau sebel sama gue pergi kalian darisini. Gue gak butuh orang kayak kalian"

Bisma dan Rian hanya mengelus dada sabar, Deral yang galak dan berkata pedas sedang dalam mode on sekarang. Rian dan Bisma selalu men-support Deral untuk bangkit dan tidak terus terbelenggu oleh masalah ini. Emang dasarnya Deral kepala batu, laki-laki itu tidak mau mendengarkan dan malah berbuat sesuka hati seperti sekarang.

"Heh, mau kemana lo?" Tanya Bisma ketika melihat Deral yang beranjak pergi

"Bukan urusan lo" balasnya datar

"Sabar Bis, dia masih temen kita!" Prihatin Rian

"Bis-bis, nama gue BISMA" tekannya kesal dan menyusul Deral yang entah pergi kemana

"Nahkan, selalu ditinggal" gerutu Rian

■■■■■

Deral terus berjalan dikoridor tanpa tujuan entah pergi kemana, setiap tempat yang dia lihat otaknya terus saja terpaut hal yang berbau Gress.
Sudah selama ini dan Gress belum memberinya kabar. Bahkan Deral sudah mencoba menelpon puluhan kali pada Gress berharap ada keajaiban namun nihil, hanya operator yang menjawab.

Deral lewat didepan kelas Gress, teman sekelasnya sudah tahu berita ini dan mereka menangis terlebih Firda dan juga Nara yang meraung-raung seolah tidak ikhlas akan kepergian sahabatnya.

Mengenai Firda dan juga Nara sekarang mereka malah membenci dirinya, mereka menyalahkan Deral akan semua ini dan Deral pun tidak menyanggah dan mencoba menerimanya dengan lapang dada.

Deral berhenti sebentar dan melihat ke bangku yang sering ditempati Gress kosong. Teman-teman sekelasnya tengah berdiam diri dan tidak seceria biasanya. Mereka menjelma menjadi patung dan tidak serame biasanya ketika jamkos tiba.

Deral pikir, mungkin mereka masih berduka mengenai Gress.

Ketika masih memandang kosong bangku Gress, Deral dikagetkan dengan seorang wanita yang tempo lalu memberinya coklat tengah berdiri dihadapannya dengan senyum malu-malu.

Deral memandang tangannya yang digenggam gadis itu, dengan emosi yang memuncak dia menyentak tangan itu dengan kasar yang membuat sang-empu kaget.

"Ngapain lo pegang-pegang gue? Cih, pencitraan" ujarnya ketus dan memandang remeh lawan bicaranya.

"K-kak, ini aku beliin kakak roti sama susu pisang!" Gadis itu berinisiatif memberikan ini pada Deral karena kata ibu penjaga kantin Deral selalu membeli ini dan mereka tidak tahu saja bahwa makanan itu selalu dibelinya untuk Gress.

My Cute Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang