Selamat membaca!🍂
"Udah non, gausah sedih yah. Bibi masih disini kok sama non. Bibi siap dengerin keluh kesah non, jangan sungkan sama bibi yah. Udah dong nanti cantiknya ilang" ujar bik Num yang merasakan bajunya basah oleh air mata Gress.
"Tapi bik, Gress pengen kasih sayang yang penuh aja gak lebih. Gress gapapa kalo seandainya hidup sederhana asalkan mama selalu disamping Gress. Karena uang hanya pelengkap bukan pemenuhan untuk kasih sayang bik...hiks" ujar Gress terisak
Bik Num hanya bisa mengelus punggung Gress yang bergetar hebat. Dibalik wajah ceria dan polos, gadis ini menyimpan ribuan kesedihan. Sungguh Gress pandai sekali memakai topeng.
Disisi lain, Vani mendengar semuanya dibalik pintu kamar Gress yang terbuka sedikit. Tadinya, dirinya akan tidur bersama putri kesayangannya namun apa yang didengarnya sungguh membuat hatinya sakit seperti ribuan belati hinggap disana.
Vani terisak pelan, dirinya tidak tahu bahwa putrinya akan menyimpan kesedihan ini dari dirinya. Dia tahu, bahwa dia terlalu sibuk dan hanya mementingkan pekerjaan, lupa akan Gress yang masih butuh kasih sayang darinya,sesekali hanya meluangkan waktu itupun jika dirinya tidak terlalu sibuk. Dibalik itu, dirinya disibukkan dengan butik miliknya.
Namun, percayalah di dalam lubuk hatinya sungguh merindukan keluarga harmonis seperti yang Gress inginkan. Tapi, keadaan tidak memungkinkan untuk sekarang.
Vani ingin sekali menjadi tempat keluh kesah putrinya, namun posisi itu sudah ditempati bik Num yang notabenenya sudah merawat Gress sedari kecil. Dirinya pun sadar diri. Namun, bukankah semua bisa diperbaiki?"Maafin mama sayang, maafin mama!" Isak Vani sambil berjalan kearah kamarnya. Dirinya tidak kuat mendengar isakan Gress yang menusuk hatinya.
"Udah non, nanti pusing gimana? Udah yah nangisnya. Non kan kuat, terong iyakan?"
"Strong bi!" Koreksi Gress terkekeh kecil
Bik Num tersenyum, "nah iya itu,gini dong senyum. Cantiknya! Udah yah non tidur jangan lupa diminum susunya yah. Bibi keluar dulu"
"Siap bibinya Gress!" Ujar Gress sambil hormat
Bik Num hanya terkekeh kecil dan melangkahkan kakinya keluar untuk kembali kedapur.
Gress minum susunya hingga tandas dan membasuh muka sebelum tidur. Supaya matanya tidak bengkak dan ketahuan bahwa dirinya sudah menangis.
■■■■■
"Pagi mam, bik" sapa Gress sambil menuruni tangga dengan wajah fresh sehabis mandi
"Pagi sayang"
"Pagi non"
Gress tersenyum dan duduk dimeja makan, menunggu sarapan yang sedang disiapkan oleh Vani dan juga bik Num.
"Gress mau susu pisang bik" ujar Gress
"Ini non, dan ini nasi gorengnya. Selamat makan!" Ujar bik Num
Gress hanya mengangguk dan tak lupa untuk berterimakasih.
Gress makan dengan lahap, dan tidak menyadari bahwa Vani memperhatikan pergerakannya sedari awal.
Putrinya sudah beranjak dewasa, dan pandai dalam hal menutupi kesedihannya dibalik senyum polos ceria yang orang lain anggap dirinya selalu bahagia.
Sungguh, Vani merasa ibu yang kejam. Yang dengan teganya tidak memberikan kasih sayang penuh untuk anaknya. Namun, dirinya juga harus menjadi kepala keluarga yang menafkahi kebutuhan Gress.
"Pelan-pelan sayang, nanti seragamnya kotor" peringat Vani saat Gress makan dengan lahap
Gress hanya mengangguk dan tersenyum polos, meski matanya agak sedikit bengkak namun Gress menutupinya dengan bedak tipis.
Akan tetapi, Vani menyadari itu dan melihatnya dengan jelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Girl (END)
Genç Kurgu•Manja •Polos •Lucu •Imut •Mungil •Cantik Kata-kata itu melekat pada gadis bernama Gressya Aurelidya B. dia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan sesosok Deral Brata Antapadi. __________________ •Galak •Cuek •Judes •Tampan •Tegas kata-kata itu...