"Beli apaan?"
"Nggak tau, cari cari dulu."
Danial menghela nafas kasar. Berlalu pergi bersama Jello setelah tadi mengikuti Embun dan Naura yang berkeliling. Mereka berada di toko yang cukup lengkap untuk perlengkapan wanita.
Dua lelaki itu hanya disuruh menjadi pengawal.
Embun berkeliling. Setelah mendapat liptin ia menyusul Naura yang melihat slingbag. "Ada yang bagus?"
Naura menggeleng. Padahal jajaran slingbag lucu dengan warna kalem itu lumayan banyak. Tetapi yah, selera orang berbeda.
Danial menggerutu. Duduk di parkiran motor menunggu lebih dari satu jam. Tadi Naura mengatakan bahwa mereka sudah membayar dikasir. Tetapi itu sekitar dua puluh menit yang lalu.
Benar benar menyusahkan.
**
"Siapa bilang temenan sama banyak cowok itu enak? Jadi Ratu? Cih!"
Naura mengangguk setuju menatap Embun yang sibuk lari ke sana sini dengan sendal milik Danial yang licin. "Awas kejengkang."
Embun menghiraukan. "Udah mana dikasarin, bercandanya disamain kalo sama cowok, dimisuhin mulu, dibabuin, disuruh hujan hujan beli es batu kristal, mana tadi ditinggal lagi langsung wushhh hujan woi. Yee tungguin kek apa kek," kesalnya, melirik Danial yang duduk dikursi bersama Naura. Sedangkan Anjello lesehan dilantai.
"Udah mah nemenin belanja nggak ikhlas," Naura mengimbuhi kalimat Embun.
Danial mendecak, "semua cowok gitu kali. Emang dasarnya elu jelek jelekin kita," sahutnya tak terima dengan gerutuan para gadis.
Naura langsung mengelak tak terima, "nggak! Ada tuh cowok yang rela nemenin berjam jam temen ceweknya belanja. Dibawain belanjaannya, ditawarin mau kemana lagi, ditungguin sampe selesai, dilembutin."
Embun meringis, "seribu satu itu mah."
Jello mengumpat, "enggak. Tenang aja kita berdua jadi salah dua lelaki itu," melirik Danial memberi kode antar lelaki. Langsung bersorak setuju dengan kompak.
Embun dan Naura hanya mendecih. Buang muka merasa tak yakin.
"Ayok cari makan, gue laper."
"Yok!" Naura melirik para lelaki. Mereka berdua nampak kode kodean lalu mengangguk setuju.
"Duit," Jello mengacungkan tangan meminta uang pada Naura.
"Bener bener lu ya?!" Kesal gadis itu. Tetapi tak lama memberi uang pada Jello. Saat ia sudah duduk diatas motor, Jello masih melirik Embun.
"Duit, Mbun."
Embun terperangah tak percaya. Memberikan selembar uang sepuluh ribuan sembari menggeleng miris kasihan pada diri sendiri memiliki teman macam itu.
Danial langsung nyengir nyengir sinting.