Naura : lu dimanaEmbun : diluar, kenapa?
Naura : pengen maenn
Naura : ntar beli mie ayam biasa
Naura : gue sama yang laen udah otw
Naura : lu langsung ke sini sekarang gamau tau
Embun : gue muter dong tai
Naura duduk lesehan. Di depannya ada Theo dan Minjae. Sedangkan di sampingnya ada teman sekolahnya. Aera.
Tak lama Kun dan Bintang datang. Gerimis yang dari pagi tidak berhenti membuat Bintang memakai jas hujan kelelawar warna pink. Dalam hati Naura terkekeh geli.
Setelah memesan, Naura sibuk main hape. Meladeni Embun yang bingung sendiri.
Embun : sebelah mana
Naura : selatan
Embun : lo tau sendiri gue nggak ngerti timur selatan
Embun mengumpat. Memutar motornya menuju warung mie ayam. Bajunya sedikit basah karena gerimis. Lalu menghela nafas lelah begitu melihat teman temannya lesehan.
"Ih basah," sebal gadis itu begitu menginjak tikar yang basah.
"Siapa sih dia?" Tanya Theo malah pura pura tak kenal.
"Nggak tau juga," sahut Minjae begitu Embun menghampirinya. "Si anjir ngerusuh aja," tambahnya saat gadis itu merusuh di sampingnya.
Bintang yang duduk di samping Embun jadi agak bergeser, "helm nggak dicopot?"
Embun nyengir. Melepas helm lalu memberikan pada Minjae. Lelaki itu mengumpat pelan. Melempar asal helm hitam gadis itu hingga berguling terkena hujan.
Embun tersenyum tipis. Merapat pada Minjae yang menjauh risih.
Naura tertawa pelan. Bercerita mengenai rencana pesta ulang tahunnya kepada Aera dan Theo. Sesekali gadis itu melirik Embun penuh arti.
"Dingin gini enaknya dipeluk Yoongi, terus mantap mantap," celetuk Embun sembari memeluk dirinya sendiri yang kedinginan. Bintang yang mendengar jelas tertawa keras dengan gelengan kepala tak tahan. Minjae, Theo dan Naura juga tertawa ngakak.
"Goblok banget sih anying."
Embun terkekeh pelan. Melirik Bintang yang sesekali menatap kearah Naura. Kun diujung sampai terbatuk mendengar kalimat tak senonoh dari Embun.
"Mwo-ya."
"Ngomong apa, setan?!" Kesal Bintang melempar jaketnya asal mendengar bahasa asing dari Embun.