48. YO!

8 1 0
                                    

"Yo! Anyyeong!"

"Ngomong naon sia?" Tanya Jello. Embun nyengir nyengir sendiri. Masuk ke dalam rumah Minjae bersama Naura.

Saat Embun menyalami mereka terlihat Minjae hanya duduk lemas. Bahkan tidak tersenyum atau sekedar membalas guyonan Embun.

"Beli sosis bakar kuy!"

Embun mendelik, "bayar lima ribu kemaren," tagihnya pada Jello. Lelaki itu hanya mengelak tak jelas.

"Kak, tadi gue jajan ketemu cewek beuh cakep dapet nomernya," cerita lelaki itu. Embun berseru. "Rumahnya tadi mana Al? SNY?"

Danial mengernyit, "Sonayan?"

"Senayan?" Kini Embun menyahut.

"Senayan mana nyet?" Kesal Danial. "Sonayan mah itu komplek ke selatan ada plang gede."

"Wei deket, cewek tadi rumahnya daerah Sonayan," Jello mesem mesem sinting.

Embun masih tak paham, "Sonayan tuh nama komplek?" Danial mengangguk. "Kirain nama toko."

Naura terkekeh heran. "Apaan sih woi," heran gadis itu.

Embun nyengir. Pindah duduk di samping Kun yang main game. Naura sudah menarik Danial ke dapur untuk membuat minum. Sesekali melempari Minjae dengan kacang atom. Tetapi lelaki itu hanya diam menatap kosong. Astaga, Embun jadi trenyuh sendiri.

"Kak, nih ceweknya," Embun menoleh. Menatap hape Jello yang terpampang foto gadis berjilbab. Matanya yang minus lebih dari satu itu hanya nampak samar samar.

"Lah itu ceweknya Danial yang dipost itu kan?" Tebak Embun sok tau. Jello langsung mengelak.

"Dia mah orang Padang, cuman temen gabut. Tau nggak dapetnya dimana?"

"Dimana?"

Jello tersenyum sinting, "sosmed."

Embun tertawa pelan.

"Kak lo tau nggak kenapa ngerokok sama nggak ngerokok sama aja?"

Embun menoleh. Diikuti Naura yang sudah duduk membawa satu gelas teh hangat.

"Lo bikin segelas doang?" tanya Adolf-teman Minjae- pada Naura. Gadis itu mengangguk. Adolf mengumpat.

"Sama sama mati?" Jawab Embun tak yakin menanggapi pertanyaan Kun yang sempat tertunda. Lelaki itu mendelik.

"Dokter bilang daripada ngerokok mending duitnya ditabung buat beli rumah, lah itu si dokter nggak ngerokok kenapa cuma jadi dokter?" Kun menaikkan kedua alisnya dengan senyum songong.

Embun tertawa ngakak sembari menepuk tangannya, "yo, man! Hahahaha,"

Naura sendiri tak paham. Menatap bingung Embun yang tertawa keras.




FRIENDSHIP✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang