27. Momen Gembel

11 1 0
                                    

Naura : rumah bintang gc

Embun : mls sumpah w capek

Naura : gua seret nih

Naura : buru setan

Embun : jemput ayang Jaejae

Naura : otw

Embun mendecih. Tidak mungkin lelaki itu mau repot repot menjemputnya. Walau sebenarnya rumah Bintang hanya di depan rumahnya sedikit serong kiri dan terpisah satu rumah.

Gadis dengan celana pendek hitam dan baju kebesaran warna senada itu gelesoran dikasur. Matanya hampir memejam jika hapenya tidak bergetar.

Minjae : gue di depan

Embun langsung bangun. Berganti celana panjang lalu memakai liptint kemudian berlari keluar sembari menyisir rambut.

"Eh ayangg beneran jemputt," canda Embun begitu sudah sampai di depan. Agak kaget melihat Minjae yang berdiri tegap menatapnya datar. Andalan lelaki itu.

"Manja bener rumah tinggal ngesot minta jemput," kesal Minjae. Merasa sia sia menjemput Embun. Tapi itu juga salahnya, kenapa dia mau?

"Yaelah sewot bener sih sama Embun, kan takut jalan malem malem," kata Embun sok imut. Minjae mendelik saja. Sebenarnya bukan pertama kali lelaki itu mau repot demi Embun.

Embun tersenyum tipis menatap Minjae yang berjalan pelan di sampingnya. Tinggal serong kiri sedikit lalu sampai di rumah Bintang. Bahkan suara tawa dan nyanyian sumbang sudah terdengar.

"Asik ya jalan berdua gini," celetuk Embun dengan mata berbinar senang. Mengerjab menatap Minjae yang terkekeh.

"Lo inget dulu pernah jalan berdua bareng gue balik dari rumah Naura?" Tanya Embun. Mengingat kejadian satu tahun lalu dimana saat itu ulang tahun Naura. Semuanya membawa motor, tetapi Minjae hanya membonceng begitu pun Embun.

Minjae jalan kaki bersama Embun dengan kondisi gelap karena lampu tak cukup terang.

Minjae mengangguk kecil, "hal terbodoh yang pernah gue lakuin, padahal gue dateng bareng Bintang," sahutnya bercanda. Embu mencibir kecil lalu tertawa.



FRIENDSHIP✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang