Grup chat TEMEN WOI itu dulu terbentuk karena ada yang sweet seventen lalu mereka membuat rencana untuk sekedar memberi kue.
Seperti saat ini, lelaki yang hanya memakai kolor itu ditarik paksa dari dalam kamar menuju teras lalu diikat dengan tali rafia. Iringan tawa dan lampu sorot dari hape serta teriakan Bintang yang diguyur minyak goreng itu mengisi hari yang hampir tengah malam. Bau amis dari telur dan riwehnya teriakan perempuan karena tepung tak mau kalah.
Naura yang memegang kue dengan lilin angka delapan belas itu menjerit karena jilbabnya terkena telur. Sedangkan Embun memegang korek hendak menyalakan lilin agak termundur lalu duduk karena malas melihat tingkah teman temannya.
Tak lama, setelah dirasa Bintang cukup acak acakan mereka berhenti. Bay maju menyalakan lilin lalu mereka bernyanyi dengan riang.
"Wuhuuu semoga cepet nikah" celetuk Embun begitu Bintang selesai tiup lilin. Dari arah belakang suara Mama Bintang terdengar menolak doa-nya. Yang lain hanya tertawa.
Naura tersenyum tipis.
"UMUR MAKIN PENDEK KOK SENENG" teriak Danial.
"AUTO MENINGGOY" kali ini Javas. Masih memegang hape, lelaki itu bertugas merekam kegiatan mereka.
"GOBLOK LU PADA" Minjae dari belakang ikutan berteriak meski dengan wajah tercoret tepung.
**
Embun mengguling ke kanan. Lalu ke kiri. Mengangkat kaki ke meja dimana ada kue milik Bintang.
"Kenapa sih Mbun?" heran Minjae. Embun nyengir.
Tak lama, Bintang datang dari dalam kamar.
"Ewh najis najis amis," celetuk Danial menutup hidung menatap jijik Bintang yang sebenarnya sudah tak bau.
"Gak mandi lu nyet?!" Embun ikut ikutan. Mengibaskan tangan seolah menghilangkan bau.
Bintang sendiri diam. Menyerahkan beberapa lembar uang, "jajan sono lu," perintahnya. Duduk di kursi dekat jendela. Embun yang lesehan dibawah melirik uang dan teman teman lain.
"Nggak usah, lu ada perlu ntar" si tak enakan Naura berujar, menatap sendu wajah datar Bintang.
"Buruan" sahut Bintang.
"Apaan sih tinggal jajan gemes gue sama orang nggak enakan sok jaim hahaha," Danial mengambil uang lalu berjalan keluar bersama dua pria lainnya sembari tertawa gemas.
Naura menoleh bingung pada Embun. Lalu merengek kecil dengan suara aneh tak jelas.
Danial, lelaki paling tak jelas menurut Embun Naraya.