33. Pacar

9 1 0
                                    

Lagi lagi sabtu malam. Dimana hanya malam itu para remaja bisa berkumpul utuh. Jika bukan sabtu malam, hanya akan ada Minjae, Bintang, Theo dan Kun. Jika beruntung ada Naura atau Embun.

Karena Danial tidak boleh keluar kecuali sabtu malam oleh Bunda nya. Jadi ya seperti itu, hanya akan komplit setiap sabtu malam.

Embun berkeliling bersama Naura menggunakan motor klasik milik Minjae. Hanya di dekat komplek tetapi mereka sudah tertawa girang.

"Besok besok kalau kita mau keluar pake motor Minjae aja, Ra. Gue seneng."

Naura tertawa mendengar kalimat Embun.

**

"Lah Jae Jae mana?" Begitu sampai di rumah Bintang itu hal pertama yang ditanyakan Naura.

Lelaki yang merasa terpanggil itu menoleh bingung. Lalu mengejek Naura karena sedikit basah. Tak lama Embun menyusul sembari melepas jaket abu abunya yang basah.

"Hujan woi," adu Embun, menepuk pelan kepalanya yang juga basah.

Gadis itu duduk di samping Minjae. Seperti sudah kebiasaan, Embun akan duduk di samping Minjae saat kumpul.

"Jae, lo mau nggak jadi pacar gue?" Tanya Embun tiba tiba. Minjae menoleh jengah. "Oke, kita pacaran. Yes!"

Lelaki itu mendecih. Melirik Embun yang masuk ke dalam mengajak pacaran semua lelaki.

"Bintang uwu, jadi pacar gue mau, kan?" Tanyanya pada Bintang yang sudah memakai selimut hingga kepala. Terdengar Bintang hanya bergumam. "Yes! Wuhuuu punya pacar dua," katanya senang lalu mencium wajah Bintang entah bagian apa karena tertutup selimut tebal.

Beralih ke Javas yang sibuk nonton vidio, "Javas jadi cowoknya Embun Naraya mau nggak?"

Javas mengangkat kepala datar. Tak lama Embun mengangguk paham, "jangan nangis ya, tapi ini nasib yang harus lo terima karena pacar pertama lo ternyata gue dan guoblok banget."

Javas tersenyum maklum, "gakpapa sayang."

Embun melompat senang. Berlalu ke dalam menyusul Theo yang cuci piring, "bang, mau nggak jadi pacar gue?"

Theo menoleh lama. "Nggak langsung nikah aja?" Tanya lelaki itu yang memang hobi menanggapi setiap candaan Embun.

Embun bersorak sembari tepuk tangan, "siap sayang."

"Weh weh gue dilamar bang Theo."

"Asek asek!"

"Jadi nikahhh," soraknya girang. Melompat pelan menghampiri Danial yang menatap bingung.

"Tinggal cari om om aja nih."

Danial mengangguk setuju dengan kalimat Embun, "gue juga pengen cari tante tante," katanya serius. Lelaki itu memang senang sekali dengan tante tante tajir, seperti Jello.

"Nggak paham gue sama lo."

Embun nyengir. Memeluk Naura yang prihatin padanya.



FRIENDSHIP✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang