"Anak anak dimana?" Tanya Naura setelah membayar minumannya. Menenteng kresek berjalan mengikuti Embun yang sekarang sudah duduk dimotor.
"Biasa, rumah Bintang."
Embun tadi sudah mengabari bahwa akan datang ke rumah Bintang. Sempat bertanya siapa saja yang datang, ternyata lumayan ramai. Yah, seperti biasa.
Saat sampai di rumah Bintang, memang ramai. Ada Minjae yang lesehan mengganti senar gitar, Kun yang sibuk membenarkan suara ukulele miliknya, Bintang yang sibuk jalan bolak balik dari dapur ke ruang tengah, Jello yang main game bersama Danial.
"Gue rasa ini lebih mirip tadika mesra," bisik Embun.
Naura terkekeh. Langsung masuk ke dalam menyusul Theo yang tadi membawa makanan. Sedangkan Embun merusuhi Minjae yang langsung berteriak kesal.
Embun ikutan ke dapur. Menyusul Theo setelah tadi menyedot minumannya sedikit. Lihat saja, nanti ia datang lagi ke depan pasti sudah habis.
"Masak bro?"
Theo terkekeh saja. Menarik Naura ke kamar Bintang dimana lelaki itu rebahan sembari main hape. Naura langsung ikutan rebahan di samping Bintang, sedangkan Embun yang lancang malah menubruk lelaki itu dari atas.
Bintang bahkan sempat misuh misuh karena terkejut. "Woi lah engap."
Embun tertawa. Langsung berdiri meninggalkan Naura yang masih merusuh. Tetapi tak lama Embun datang lagi. Tiduran disisi lain Bintang sembari memakai lengan lelaki itu untuk bantal.
"Sinting lo ya! Minggir engap gueee nih nih ketek nih cium."
Embun berontak ketika Bintang menarik kepalanya. Gadis itu menekan leher Bintang membuatnya mengumpat lalu menggelitik pinggang Embun. Sontak gadis dengan kaos polos hijau itu menjerit lalu menjauh.
"Nah udah kan?" Bintang tertawa, "jauh jauh lo."
Naura menatap bingung Embun yang terkejut, lalu makin bingung ketika temannya itu menggelinjang geli sembari lari keluar.
"Kenapa sih dia?" Tanya Naura heran.
Bintang menggeleng tak tau. Lalu bangkit berlari menyusul Embun begitu mendengar dia difitnah.
"Bikin bikin lu ya."