"Mereka marah?" Agak memajukan kepalanya kearah Naura yang menyetir, Embun melirik teman teman cowoknya yang menyetir santai. Mereka tadi memang harus menunggu dua puluh menit karena ia dan Naura terlambat.
"Ya lu tau sendiri gimana cowok cowok kita kalau ada rencana," sahut Naura agak ketus. Mungkin juga sama kesalnya karena sempat ditatap sinis oleh Javas. Atau mungkin karena Bintang?
Naura mengumpat. Menarik gas perlahan hingga menjauhi para lelaki yang tadi berjajar dengan mereka. "BINTANG ANJING PUNYA CEWEK!!!" teriak gadis itu kesal.
"Hahaha iya kayaknya," Embun tertawa paksa. "Btw Ra bisa lu agak pelan? Gue takuttt"
Tapi Naura seolah tak dengar. Gadis itu makin menancap gas mengejar para lelaki yang baru saja menyalipnya.
"PELAN PELAN RAA!" teriak Javas dari sisi kanan, tetapi lelaki itu malah menyalip kencang.
"WOI RAA GUA BELOM NIKAH ANJENG"
"ASTAGHFIRULLAH BIS DEPAN WOI SETAN"
Entah apa yang dipikirkan Naura, tapi gadis itu merasa lepas saat dijalan. Kebut kebutan seolah satu satunya cara melupakan masalah yang tiba tiba datang. Bahkan Naura lupa jika ada Embun bersamanya, tidak merasakan remasan dipinggangnya atau mendengar umpatan Embun.
"Embun, lu sama gua aja," ajak Javas. Terlihat mata basah Embun yang menyorot takut. Naura masih diam. Javas yang baru akan turun jadi mengurungkan niat karena lampu berubah hijau.
Kini Embun sudah sesenggukan. Demi apa, dia masih ingin halu Suga BTS ataupun merecoki Minjae.
"Astaga sorry sorry, gue kalut," Naura menyesal. Berdiri melepas helm Embun lalu mengusap pipi basah dan mata yang menyorot kosong gadis itu. "Sorry."
"Lu jangan gitu Ra, kalau mau ngebut ajak gue atau yang lain," cetus Javas. "Udah Mbun, ini anak emang kayak setan," tambahnya sembari tertawa pelan.
Embun tertawa. Mengikut pasrah saat tangannya ditarik menuju teman temannya yang sudah duduk. Mereka berada di warung mie ayam langganan.
"Cup cup, gue ngerasa asing ngeliat lo nangis gini," ejek Minjae. Lelaki itu sibuk menarik tisu karena sedang pilek. Sedangkan Danial tertawa tawa mengejek Naura yang nampak menyesal.
Embun menjadi lebih baik, "gue ogah dibonceng lu lagi," kesal Embun bercanda. Menjauhi Naura yang makin menyesal.
Tetapi disaat yang lain terlihat khawatir, Bintang sedari tadi diam tak berbicara apapun. Hanya ikut tertawa atau mengalihkan pembicaraan. Untung saja Embun tidak mudah tersinggung.