43. Penawaran Buruk

9 1 0
                                    

"Temen tuh gitu ya, udah punya temen baru kita dilupain," celetuk Javas. Sudah duduk di depan Naura yang kini mengangguk kecil.

"Lo tau Jessie? Temen SMP yang dulu deket banget sama gue, dia nginep rumah gue berbulan bulan karena nggak bisa sekolah, makan bahkan duit jajan dari Papa gue. Sekarang mana? Dia banyak temen, makin cantik dan udah tajir. Lupa tuh sama gue," kini Embun bercerita.

"Ya karena semua ada masanya, temen yang lo kira bakal barengan terus ternyata enggak. Bukan karena udah nggak mau temenan, mungkin emang waktu temenan kita selesai sampe sini. Dan yaudah, mau gimana lagi kan?"

"Tapi lo ngerasa dikhianatin nggak sih?" Tanya Naura sedih. Memainkan hapenya tak tau harus berkata apa lagi.

"Makin ke sini lo pasti sadar, temen tuh silih berganti. Ya nggak Jav?" Javas mengangguk. Tak lama Danial datang mendekat.

Embun buang muka. "Sumpah ini orang kaki gue," sebalnya. Kaki kanannya terasa mati rasa karena dibuat bantal oleh Minjae. Tak lama lelaki itu bangun dengan cemberut. Mungkin saja dengar. Langsung pindah kemudian dihampiri Bintang yang ikutan rebahan.

"Jae, mau nggak jadi pacar gue?"

Minjae mendecak. Tak merespon banyak pertanyaan tak masuk akal Embun. Gadis itu mendecih. Berganti pada Bintang.

"Mau nggak jadi pacar gue? Ntar gua jajanin es kesukaan lo deh," tawarnya. Bintang terkekeh pelan.

"Harga gue cuma sebatas es nih? Ogah."

Embun tertawa. Menoleh pada Naura yang terkekeh. "Gue ditolak Ra."




FRIENDSHIP✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang