Intinya, baper baperan ke temen itu bukan hal yang diinginkan Embun. Bahkan berpacaran dengan salah satu temannya adalah opsi terakhir yang akan ia pilih.
"Kalau gue suka sama Minjae, pasti gue gas. Gue tipe orang yang bakal nunjukin kalau suka sama seseorang," kata Embun tegas. Menatap tajam Della yang langsung tertawa canggung melirik Minjae di sampingnya. Lelaki itu sendiri menatap tanpa arti gadis yang kini juga menatapnya datar.
Naura di dekatnya nyengir tak jelas.
"Engh tapi Jae, kalau lu mau jadi pacar gue sih ya oke oke aja," tambah Embun dengan tawa lebar diakhir kalimatnya. Berhasil. Yang berada di ruangan itu langsung tertawa setelah tadi diam begitu dengar pernyataannya.
Minjae sendiri hanya tersenyum. Lelaki itu tak pernah menanggapi lebih banyak jika Embun bercanda mengenai hal sensitif itu. Sungguh walau hanya guyon, tapi Minjae merasa canggung jika Embun membahas hal itu. Apalagi ia sudah punya pacar.
Masih di rumah Bintang yang sudah ditetapkan sebagai tempat nongkrong. Bintang berdiri, mengambil raket dan satlecock berjalan menuju ujung ruangan. Memberi kode pada Danial yang di depannya. Lelaki tinggi rata rata itu langsung berjalan menjauh membawa raket. Duduk didekat Embun yang lesehan.
Saat tanpa aba aba Bintang melempar satlecock yang sigap ditangkis Danial, Embun memukul keras betis Danial yang terbuka.
"Kena gue nyet!" kesal Embun, padahal tak kena.
Della tertawa, "sini lu," menepuk kursi kosong di sampingnya. Embun segera datang. Mengadu dengan suara lucu membuat Minjae melirik.
"Bisa nggak mainnya diluar?" Tanya Naura kesal. Tadi wajahnya hampir terkena raket milik Danial.
Dua lelaki yang sibuk bermain tadi malah tertawa tak jelas.
Embun membatin sembari melihat tingkah dua teman lelakinya. Sungguh tak ada yang beres.