35. Omelan Minjae

12 1 0
                                    

"Balik sono," usir Minjae. Mengelus bahunya yang berdenyut karena bekas gigitan Embun.

Gadis itu manyun. "Elo sih malesin, capek gue sama lo" kesalnya malah playing victim.

"Aturan gue yang males ke elo, gigit sampe merah merah gini! Belum lagi bekas cubitan lo dipinggang."

Embun mencebik kesal mendengar ocehan Minjae. Memang tadi ia sempat menggigit bahu lelaki jangkung itu, tetapi tidak kuat.

Bintang  yang dari dalam langsung memasang wajah mengejek karena Embun kena omel. "Ish dah lah mau pulang!" Kesal Embun. Memungut tasnya lalu berdiri sembari melirik sinis Minjae yang terperangah tak percaya.

"Harusnya gue yang kesel," Minjae heran sendiri.

Embun menatap Bintang  yang juga menatapnya. Lelaki yang berdiri ditengah pintu itu tadi membuat heboh karena berbicara dengan alis naik ke atas. Kalau kata Naura sih kayak orang kepalang sange.

Padahal Bintang hanya bilang begini,

"Ngantuk, tidur ah" Dengan suara serak dan sebelah alis naik. Naura langsung berteriak heboh melihat itu.

Embun tadi hanya terkekeh sembari menyenggol Minjae.

Bintang kembali masuk ke dalam rumah. Disusul Embun yang langsung memeluk dari belakang. Agak kewalahan begitu Bintang berputar kuat supaya Embun melepas pelukannya.

"Edan! Anak siapa sih lu anying."

Embun tertawa. Mendorong Bintang menjauh begitu puas menggoda lelaki itu. Bintang sempat mengumpat kesal. Beralih pada Javas yang langsung menjauh enggan saat Embun akan memeluknya.

"Pulang ya," pamitnya pada Kun yang main gitar. Sempat akan jatuh karena diselengkat oleh bocah itu.

Saat akan berjalan keluar, Embun kembali mendekati Bintang. Menggigit lengan lelaki itu hingga menjerit sakit.

Embun tertawa. Berlari keluar mendekati Danial yang duduk was was.

"Pulang yaaaaa, peluk duluu."

Danial menepis tangan Embun yang terbuka hendak memeluknya, "nggak! Jauh jauh," katanya kesal.

Tetapi Embun tetap maju memeluk. Lalu menggigit punggung Danial.

"WOI NYET!"

Dari dalam Bintang tertawa, "apaan? Digigit juga?" Tanyanya begitu mendengar teriakan Danial. Keluar sembari mengelus lengannya.

Danial manyun, "lecet nih," rengeknya sembari mengelus punggungnya.

Embum nyengir. Berjalan menuju Minjae tetapi lelaki itu langsung menjauh. "Hobi gigit sekarang, agresif dia. Apalagi jam segini"

"Tuh adek lo,"

Embun yang hendak menyahuti kalimat Minjae jadi menoleh begitu Embun bilang bahwa adiknya datang. Ia langsung berlari menuju adiknya dengan iringan tawa.



FRIENDSHIP✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang