02. Danial, Hai

14 1 0
                                    

"Anying padahal dia dulu gue sapa bener bener ogah," cetus Embun. Menatap lelaki tinggi berwajah dingin yang duduk bersila di depannya.

"Ga sengaja papasan dijalan gue senyumin malah ngelengos anjing!"

Lelaki gemoy dipojokan itu tertawa lebar. "Ngelengos" katanya mengulang ucapan Embun dengan nada lucu. Dia Javas.

"Jaga hati itu woi," sahut lelaki berwajah dingin tetapi tak kalah bobrok. Bintang. Sedangkan dua lainnya diam mendengarkan.

Embun mengumpat, "bukan masalah jaga hati gue kan tetangga aturan mah saling sapa silaturahmi itu nyet."

Margasatwa jalan itu julukannya. Dengan umpatan 24/7, siapa sangka gadis itu cengengnya minta ampun.

Sedangkan yang jadi topik obrolan malah mesem mesem sinting menatap Embun. Dia Minjae, si jangkung manis dengan kumis tipis.

Naura tersenyum tipis. Memundurkan diri dengan tangan meraih hape yang agak jauh dari jangkauannya. Matanya melirik sekilas layar hape lelaki di sampingnya sebelum segera diturunkan.

"Kenapa?" Tanya lelaki itu. Bertanya lembut tetapi dengan sorot mata jenaka.

Naura menggeleng. Menarik ujung matanya ke bawah dengan juluran lidah membuat Danial tertawa sebentar.

Tidak terlalu tinggi tetapi menggemaskan. Tidak terlalu tampan tetapi menyenangkan. Dia konyol, terlihat dari wajahnya. Rambutnya lebat acak acakan dengan poni didahi. Gayanya seperti Oppa Korea tetapi sikapnya sangat gila dan tidak terduga. Ngebanyol sebentar saja pasti sudah banyak gadis terpesona.

Embun yang tertawa karena sempat menyatakan cinta kepada Minjae tetapi ditolak itu mendecih samar. Wajar saja jika Naura terpesona. Lelaki itu seolah memiliki ajian ghaib supaya semua orang tertarik padanya.





FRIENDSHIP✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang