Naura mendecak sendiri. Bingung harus membuat acara hari apa. Belum lagi dress code warna apa.
"Lo mau minta kado nggak?" Tanya gadis sinting di sampingnya itu. Naura tersenyum tertahan lalu mendongak.
"Apa sih?" Tanyanya malu malu menatap wajah Embun yang jadi terkekeh geli.
"Emang lo mau bikin acara dimana?"
Naura diam sebentar. Menatap sahabatnya juga menimang nimang tempat yang akan ia pilih, "apa diluar aja? Pake dress code nggak?"
Embun mengernyit heran, "ya terserah," jawabnya lalu buang muka.
Tak lama gadis itu keluar. Ada Bintang yang duduk dengan mangkuk di depannya.
"Nggak jadi laper lo?" Tanya lelaki itu dengan senyum tertahan. Embun mengumpat. Mendekat lalu merengek begitu tau bahwa mangkuknya kosong. Tertinggal kuah dan beberapa remahan mie.
"Gue panggil dari tadi," Bintang tertawa, "di dalem masih," tambahnya begitu melihat Embun menyendok sisa mie.
"Yaudah sana."
"Yaudah mana mangkuknya," Embun memberikkan mangkuk dengan sebal. "Yaudah minggir," perintah lelaki itu. Embun mundur hingga masuk lagi ke dalam rumah.
Naura sudah meletakkan hape. Sibuk tertawa bersama Jello karena puas mengerjai Danial. Hape lelaki itu disakunya, atas perintah Jello dan keinginannya untuk menjahili Danial maka terjadilah pengambilan hape itu. Tetapi semakin lama ia sadar, bahwa ternyata Danial akan menjauh jika ada Javas di dekat mereka.
Seperti saat ini, lelaki itu bahkan begitu acuh padanya. Hanya sesekali menjawab apa yang ia tanyakan. Sungguh rasanya ini seperti perselingkuhan. Karena jika tidak ada Javas, Danial akan mendekat padanya.
Embun bersorak begitu Bintang datang dengan semangkuk mie. Padahal itu mie gelas, tetapi memakai mangkuk.
"Bumbunya mana?" Tanya Embun tetapi langsung meraih bungkus bumbu mie di bawah meja.
Bintang berseru kaget, "lo masukin semua bumbunya?" Tanyanya heran begitu Embun terlihat memasukkan semua bumbu. "Asin woi."
Bahu Embun meluruh, "masa?" Tetapi tak lama malah memasukkan bubuk kopi sasetan karena ide Theo. "Rasanya biasa aja," katanya begitu mendapat wajah bertanya Naura.
"Geserrr" sahut Bintang begitu Embun protes karena ia menggeser mangkuk mie. Menyendok kuah untuk merasakan, tak lama lelaki itu tertawa, "asin bro."