Duduk di teras rumah Bintang dengan Naura di sampingnya. Suara tawa dan candaan khas lelaki terdengar.
Naura terkekeh. Lalu menggeram kesal begitu Jello ribut tanya hape Danial yang hilang. Bocah tengil itu menekan nekan layar hape sibuk menelfon nomer Danial.
Nyatanya Jello lah yang menyembunyikan hape Danial, memang bagus sekali actingnya.
Tak lama Danial yang keluar. Memeriksa setiap sudut teras, "ada lihat hape gue nggak?"
Embun mendecak, "udah dibilang nggak ada."
"Lo nggak bilang ke gue," bantah lelaki itu masih sibuk mencari. Embun mengumpat.
"Masuk Ra, males gue."
Naura menyusul di belakang. Duduk lesehan di dekat Jello. Sedangkan Embun mendekati Minjae.
"Jae, gue gambar kartun, liat nggak?" Tanya Embun sembari menunjukan hapenya. Menscroll cepat tetapi lelaki itu hanya bergumam. "Sumpah males banget gue sama dia."
"Ya apa sih?! Lo ngegambar gue liat tapi cepet banget ngescroll nya terus gue harus liat apa?" Tanya Minjae kesal.
Embun manyun, "apa sih dari tadi gue ajak ngomong sengak banget."
"Loh?!"
Naura tertawa. Minjae sendiri langsung diam main jari karena hpnya mati.
"Mau mie," kata Embun mengadahkan tangan begitu ada yang makan mie gelas. "Ra mau mie."
Naura mendecak, "males ah, bumbunya bikin bersin," katanya singkat. Sibuk main hape booking sana sini karena sebentar lagi gadis itu ulang tahun.
"Bin mau mie," Bintang yang baru saja rebahan mendecak. "Mie gelasnya mana?"
"Di dalem, udah dimasak. Ntar bareng aja yang makan," sahut Bintang acuh. Embun mendecak.
"Jae," Embun menoleh. Mendecak sebal karena lelaki itu tidak merespon, "ish! Minjae mah."
Minjae menoleh kesal, "apa sih apa?! Tadi gue jawab lo katain sengak sekarang gue diem masih salah. Bener bener lo ya!"
Naura tertawa. "Sabar Mbun, cowok juga ada sensitifnya."