34. Tawur

9 1 0
                                    

"Ini gue balik apa mampir?" Tanya Embun begitu mereka sampai di depan rumah Bintang.

Sabtu malam. Embun baru saja pulang dari luar. Ada Minjae dan Kun yang menjemputnya. Tadi juga ada Naura dan Javas, tetapi mereka mampir ke supermarket untuk membeli makanan.

"Mampir kak, kalau mau pulang mandi ntar ke sini lagi," kata Kun dengan senyum lebar.

Embun mendengkus. Memarkirkan motornya lalu menghampiri Bintang yang ngerokok di teras.

"Sayangg, peluk dulu," kata Embun genit begitu berdiri di depan Bintang. Dengan lancang gadis itu maju memeluk Bintang yang diam saja tak merespon. Mencium rahang bawah lelaki itu tiga kali dibalik maskernya.

"Dasar orang gila," kesal Bintang begitu Embun sudah duduk di sampingnya. Gadis itu hanya terkekeh. Salah siapa tidak menolak, dia jadi makin lancang.

"Ayang capek nih, bikin minum dong," Embun merengek manja. Bintang hanya mendelik.

Tak lama Naura dan Javas datang.

"Eleh eleh pacaran teross," sorak Naura sembari menenteng kresek hitam.

"Iya dong, udah resmi," jawab Embun songong.

Bintang mengumpat pelan. Naura dan Javas langsung masuk ke dalam. Tak lama, Bintang menyusul diikuti Embun.

Gadis yang masih memakai helm itu mengusel Danial yang main game bersama Jello.

"Dih rusuh!" Theo yang melihat itu langsung berucap. Embun nyengir.

Gadis itu lalu diam. Setelah berguling dilantai dekat kipas, sibuk main hape. Dari ujung Naura berteriak, "EMBUN GA ADA CERITA?"

Embun menggeleng. Naura lalu keluar bersama Minjae. Terlihat mereka mengobrol dengan Naura sesekali menoleh pada Embun.

"Ih ngomongin gue nih."

"Ngomongin Embun, kan," kata Embun sok tau. Duduk di samping Minjae yang langsung diam tidak lanjut mengobrol. "Cerita apa sih, Ra?"

"Nggak ada, cuma cerita biasa" kata Naura santai, "ya nggak Jae?"

Minjae mengangguk. Embun mendecih. "Kesel gue sama lu, males!" Kata Embun kesal pada Minjae.

"Lah emang gue napa? Gue diem nih Ra, masih disalahin," adu Minjae. Naura tertawa pelan.

"Emang gitu Jae, cowok serba salah," sahut Naura dengan tawa.

Embun terkekeh. Menampar pelan pipi Minjae.

Minjae melotot, "ini gue bales boleh nggak?"

Naura dan Embun tertawa. "Dia kasar ke gue anjeng, gue pernah dijambak, ditampar, didorong juga," kata Embun mengingat beberapa kali Minjae membalas jika Embun kasar padanya.

Minjae terkekeh, "elu kasar masa gue nggak boleh?"

"Cowok tuh nggak boleh kekerasan."

"Terus kalau elo jambakin gue bukan kekerasan?" Tanya Minjae sewot tak terima dengan kalimat Embun.

Naura tertawa puas melihat Embun dan Minjae bertengkar seperti itu rasanya lucu.








FRIENDSHIP✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang