Kara berangkat kerja, saat hendak meninggalkan rumah, Kara mendapatkan telpon dari Savian
“ Iya, Sav?”. Kata Kara, begitu menerima panggilan dari Savian
“ Nanti malam kamu ada kerjaan, nggak?”. Tanya Savian
“ Nanti malam....”. Kara menghentikan perkataannya, ia mencoba mengingat jadwalnya sepanjang hari ini“ Kayanya malam ini aku pulang cepet, kenapa Sav?”.
“ Kita ketemu ya, aku udah kangen banget sama kamu “.
Kara tersenyum, Savian mengajaknya bertemu itu berarti Savian sudah di Jakarta. “ Oke “. Kata Kara, bersemangat
“ Oke, tunggu aku di Search Cafe ya”. Kata Savian, lalu mengakhiri panggilannya
Kara yang sudah bersiap untuk menyalakan mobilnya mendadak mengurungkan niatnya untuk membawa mobil, ia memilih untuk naik taksi, karena menurutnya pasti Savian nanti akan mengantarnya pulang ke rumah.-----°°°°-----
Pulang kantor, Kara merapikan riasan wajahnya terlebih dahulu sebelum akhirnya bergegas pergi menuju Search Cafe untuk menemui Savian.
Dari luar Cafe, Kara sudah melihat Savian yang tengah duduk di dalam Cafe menunggu kedatangan Kara, Kara menghampiri Savian." Sav, udah lama ya?”. Tanya Kara, begitu duduk dihadapan Savian
Savian menatap Kara, ia menggelengkan kepalanya. “ Aku juga baru dateng, kok “. Kata Savian dengan senyuman hangatnya.
Kara menaruh tasnya di atas meja, “ Kamu kapan nyampe Jakarta?”. Tanya Kara setelah duduk didepan Savian
“ Satu jam yang lalu “. Jawab Savian, singkat
“ Kenapa nggak langsung pulang sih? Malah kesini, kamu nggak capek?”. Protes Kara pada Savian
FYI, jarak kantor Kara dan Bandara internasional Soekarno Hatta memang cukup dekat. Mungkin itulah kenapa Savian lebih memilih menemui Kara terlebih dahulu daripada segera pulang melepaskan penatnya.
Savian tersenyum lalu meraih tangan kanan Kara, Savian memengang erat tangan Kara, seakan tak mau Kara jauh darinya.“ Aku kan kangen kamu”. Kata Savian, mencium tangan Kara.
Kara tersenyum, ia merasa senang setiap kali Savian mengungkapkan hal seperti itu padanya.“Bisa aja ngengombalnya “. Kara tersenyum jahil pada Savian
Savian menatap Kara dalam, “ Aku serius, Kar”.
Kara membalas dengan senyuman manis diwajahnya, Savian juga tersenyum melihat Kara. Lalu handphonenya berdering, Savian melepas genggaman tangannya dari Kara, lalu mengambil handphone yang ada disaku kemejanya.“ Bentar, ya. Mama nelpon “. Kata Savian, lalu menerima telpon.
Kara tersenyum getir, badannya sekarang gemetar begitu tahu Mama Savian menelpon Savian saat sedang bersamanya, Kara kembali teringat pertemuannya dengan Mama Savian satu Minggu lalu.
Padahal Mama Savian menelpon untuk menanyakan apa Savian mendarat dengan selamat atau tidak, tapi pikiran Kara jauh memikirkan hal yang lain.
Savian yang sudah selesai menelpon Mamanya, melihat Kara yang sudah tertegun. “ Kar, kamu kenapa?”. Tanya Savian, begitu kembali duduk.
Kara mencoba menyembunyikan apa yang ia rasakan, ia tidak mau apa yang sedang dipikirkannya malah merusak momennya bersama Savian.
Savian menatap Kara dalam, sembari tangannya merogoh sesuatu yang ada di saku bajunya, lalu tak lama Savian mengeluarkan sebuah kotak berwarna biru langit dan memberikannya pada Kara.
Kara melihat kotak itu, “ Apa ini?”. Tanya Kara, tanpa membuka kotak
Savian tersenyum, “Buka aja”.
Savian menatap Kara penuh arti, Kara membuka kotak kecil itu dengan hati-hati, ia kemudian melihat bahwa isi kotak itu ternyata sebuah cincin dengan berhiaskan satu berlian yang cukup besar yang membuat Cincin itu sangat indah, Kara terkejut ia tidak bisa mengatakan apapun saat ini.Sumber : https://pin.it/3Bby8bQ
-----°°°°°-----
Hy, terima kasih sudah membaca cerita ini. Jangan lupa vote dan comment ya, enjoy ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Tahun Usia Rawan? [END]
General FictionFirst published: 18 Oktober 2020 Namanya Kirania Rosalind, oleh orang-orang terdekatnya sering dipanggil Kara, perempuan berusia 25 tahun yang harus menghadapi protes orang-orang sekitarnya karena diusia itu ia belum menikah, Kara bisa dibilang suk...