Part 19: Aku....

271 5 0
                                    

Andai kehidupan ini sesederhana saling mencintai, mungkin aku nggak akan kaya gini.
- Kirania Rosalind -

-----°°°°°-----

Savian meraih tangan Kara lalu memasangkan cincin itu pada jari manis Kara.

" Kar, kamu mau menikah sama aku?". Tanya Savian pada Kara yang semakin tercengang

Kara bingung harus menjawab apa sekaligus juga senang dengan ajakan Savian untuk menikahinya, Kara menyisihkan rambutnya kebelakang telingah lalu balik bertanya pada Savian.

" Alasan kamu nikahin aku kenapa?". Tanya Kara, serius

Savian tersenyum memandangi Kara, " Aku cinta sama kamu ".

" Itu aja?". Tanya Kara lagi

Savian mengangguk, menyatakan bahwa "Iya, hanya itu alasannya ".

Kara mengehala napas panjang, ia melirik cincin yang telah melingkar di jari manisnya. " Sav, menikah itu satu kali seumur hidup, aku tahu kamu cinta sama aku, tapi buat menjalankan hubungan pernikahan, cinta aja nggak cukup ".

Savian tersenyum sembari memegang tangan kiri Kara, " Aku tahu, sekarang kan aku udah punya perusahaan makanan yang aku bangun sendiri, itu artinya aku udah bisa menafkahi kamu ".

Kara menarik tangannya yang digenggam oleh Savian, " Sav, andai kehidupan ini sesederhana saling mencintai, mungkin aku nggak akan kaya gini" Kara menatap Savian lekat, "Aku mau tanya satu hal sama kamu, tapi jawab jujur aku dengan jujur ya".

Savian hanya mengangguk menyetujui

" Orang seperti apa yang mau kamu nikahi?". Tanya Kara, yang membuat Savian sedikit kebingungan

" Ehmm... " Savian melipat bibirnya, dia nampaknya sedang berpikir

" Orang yang bisa melengkapi kekurangan aku, yang tahu caranya bersikap baik sama suaminya, yang mendengarkan segala keputusan suaminya, ehm.... Itu aja sih kayaknya ". Jawab Savian, santai

" Kamu mau aku tetap kerja atau berhenti kerja?". Tanya Kara sekali lagi

" Berhenti kerja, aku kan udah punya segalanya, jadi buat apa kamu capek-capek nyari uang ".

Kara menghela napas panjang, lalu tersenyum tipis menatap Savian, Kara nampaknya tidak puas dengan jawaban Savian.

" Bagi aku, pekerjaan aku bukan cuma tentang uang Sav, ini tentang impian, sama seperti kamu yang punya mimpi tentang restoran kamu, aku pun punya impian aku, berada di titik ini sekarang benar-benar membuat aku hidup, jantungku selalu berdegub setiap kali memikirkan tentang produk yang harus aku pasarkan ". Terang Kara, panjang lebar

" Aku nggak mau kamu capek, Kar. Itu aja". Kata Savian, mencoba agar Kara memahaminya

Kara menatap Savian dengan tatapan serius. " Aku rasa setiap orang pasti ngerasain capek dengan pekerjaan mereka, begitu juga dengan aku, tapi semua itu nggak masalah, karena aku menyukai bidang ini. Pekerjaan ini adalah hidup aku, lalu bagaimana bisa aku hidup dengan orang yang nggak membiarkan aku tetap hidup".

Savian mengerutkan keningnya, ia terdiam sejenak sembari mencoba mencerna kembali perkataan Kara, setelah memahami maksud Kara, Savian membuka suara.

" Jadi, maksud kamu... kamu nggak mau nikah sama aku?". Tanya Savian, Savian menatap Kara dengan tatapan lirih, ia berharap apa yang ia dengar selanjutnya bukanlah hal yang akan membuatnya kecewa

Kara terdiam sembari memandangi wajah Savian yang seakan memohon padanya agar tidak mengatakan perkataan yang menyakiti hati Savian, " Maaf, Sav ".

Kara mengelus-ngelus tangan Savian yang ada diatas meja, permintaan maaf Kara pada Savian sudah mewakili semuanya, jawaban yang sangat enggan didengar oleh Savian.

Savian menarik tangannya, tanpa sadar air matanya mulai terkumpul di kelopak matanya, yang membuat mata indah Savian nampak berkilau tapi kali ini kilauan itu bukan karena kebahagiaan melainkan karena sebuah kepahitan yang harus ia terima dari orang yang sangat dia cintai.

" Kamu bercanda, Kan?". Tanya Savian, memastikan lagi apa yang Kara ucapkan

Kara tertunduk sejenak, ia tidak kuasa menahan air matanya, Kara menyeka air matanya lalu kembali menatap Savian.

" Enggak Sav, aku serius. Prinsip,gaya hidup dan cara kita memandang kehidupan sangat jauh berbeda dan bagi aku itu hal yang sangat penting dalam pernikahan, kalo dari awal aja hubungan kita udah goyah, gimana selanjutnya? ". Pungkas Kara, ia berusaha agar perkataannya bisa dimengerti oleh Savian dengan baik, meskipun pada akhirnya Kara tahu bahwa itu tetap menyakiti hati Savian.


25 Tahun Usia Rawan? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang