Mama Kara terus mendesak Kara, ia mau Kara kembali menjalin hubungan asmara dengan Savian.
Kara menghela napas kasar, “ Kalo aku nggak mau gimana? “ tanya Kara, terkesan mengancam
“ Mama sendiri yang akan bilang ke Savian, kalo kamu bersedia menikah dengan dia “ ungkap Mama Kara, dengan matanya yang menatap tajam ke arah Kara
“ Udah ya.. cukup! “ pekik Kara, sembari menggepalkan kedua tangannya yang dia taruh diatas lututnya
Kara terlihat sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya, dia berteriak dengan keras menuruti emosinya yang sedang memuncak
“ Kenapa sih? Kenapa Mama selalu ngatur hidup Kara? “ tanya Kara, yang mulai kalut dalam emosinya
“ Mama cuma mau yang terbaik buat kamu”
Mendengar jawaban dari Mamanya sejenak Kara terdiam sembari menatap Mamanya dengan tatapan seolah sudah muak dengan semua desakkan yang ada padanya.Kara menghela napas, merilekskan pundaknya.
“ Ma, Kara tahu apa yang terbaik buat hidup Kara dan putus dari Savian adalah hal terbaik buat Kara” ungkap Kara, berusaha untuk terlihat tenang
“ Nggak! Putus dari Savian itu adalah hal yang terburuk yang pernah kamu buat, kamu tahu kan... umur kamu itu udah 25 tahun udah saatnya.... “
“ Cukup!! “ pekik Kara lagi, memotong perkataan Mamanya, sembari menutup kedua telinganya menggunakan telapak tangannya, dia tidak ingin mendengar kelanjutan dari perkataan Mamanya.
Kara menarik napas tidak beraturan, dia sudah benar-benar lelah dengan semua yang terjadi.
“ Kara yang tahu keputusan apa yang harus Kara ambil dan Kara yang tahu resiko atas keputusan itu, Mama tahu apa?! “ tanya Kara, yang sudah tidak bisa lagi mengontrol amarahnya
Mama Kara hendak menjawab pertanyaan Kara, tapi tangannya di tahan oleh Papa Kara, Papa Kara mengisyaratkan kepada Mama Kara agar tidak perlu berkata apapun, Papa Kara meminta Mama Kara untuk tetap mendengarkan Kara saja dibanding harus berdebat dengan Kara.
“ Mama bahkan lebih tertarik dengan hubungan Kara sama Savian dibandingkan menanyakan keadaan Kara saat ini? Kenapa?! Kenapa nggak ada satupun orang yang peduli dengan perasaan Kara? Kenapa?!! “ pekik Kara, suaranya sudah terdengar bergetar, air mata di kelopak matanya sudah berjatuhan membasahi wajahnya
Bella yang sedari tadi duduk disamping Kara hanya bisa mengelus pundak Kara, dia tahu ini bukanlah hal yang mudah bagi Kara dan Bella juga ingat perkataan Kara saat mereka berdua bertemu di Search Cafe, dia ingin Kara mengeluarkan semua amarah yang selama ini Kara pendam seorang diri.“ Mama bilang apa tadi? Mama berhak ikut campur karena Kara anak Mama?” tanya Kara, tersenyum sembari mengangkat alisnya yang sebelah kanan
“ Aku rasa sebutan yang tepat untuk kami bukanlah Anak, tapi peliharaan!”
“ Kara!” teriak Mama Kara, terperanjat dari tempat duduknya, ia tidak percaya Kara berbicara seperti itu padanya.---•••---
Preview part 38:Kara menyeka air matanya, sembari beranjak dari tempat duduknya. Kara pergi meninggalkan rumah menggunakan taksi, dia tahu tidak aman baginya jika mengendarai mobil sendiri dalam kondisi saat ini, dimana dia sedang berada dalam kendali emosinya sendiri.
---°°°---
Hy everyone... Terima kasih sudah membaca cerita ini, jangan lupa vote and comment yaw. Semoga kalian menyukai cerita ini, luv and trengkyuu✨🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Tahun Usia Rawan? [END]
General FictionFirst published: 18 Oktober 2020 Namanya Kirania Rosalind, oleh orang-orang terdekatnya sering dipanggil Kara, perempuan berusia 25 tahun yang harus menghadapi protes orang-orang sekitarnya karena diusia itu ia belum menikah, Kara bisa dibilang suk...